Laporan Wartawan TribunLombok, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah Desa Semparu memberikan perhatian penuh terhadap pengelolaan sampah di desanya.
Keberadaan pasar di desa yang menjadi sumber lumbung sampah jadi alasan kuat pemdes memberikan atensi serius pada hal ini.
Pihak pemdes merintis pengelolaan sampah sejak 2012.
Sejak saat itu desa yang terletak di Kecamatan Kopang Lombok Tengah ini telah concern terhadap penanganan sampah.
Pada 2016, pemdes membangun tempat pengolahan sampah khusus yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ikhlas.
Baca juga: Desa Senayan di Sumbawa Barat Bakal Punya Gorong-gorong, Jalan Usaha Tani, hingga Musala Baru
KSM Ikhlas ini berada di bawah koordinasi pemerintah desa.
"Pembangunan 2015 dan diresmikan 2016. Sampah diangkut dari warga dan pasar. Kemudian dilakukan pemilahan di tempat ini. Tenaga pemilah, tenaga pemasaran, komposer, tenaga pengangkut dan administrasi lengkap," kata Kepala Desa Semparu Lalu Ratmaji Hijrat kepada TribunLombok pada Kamis, (28/7/2022).
Sampah dipilah sesuai dengan jenisnya.
Sampah plastik, karung bekas dan sejenisnya distribusikan ke Bank Sampah di Selong Lombok Timur.
Untuk sampah organik, pihaknya mengolah secara mandiri.
Sampah organis tersebut menghasilkan pupum organik, pupuk padat dan cair, hingga biogas.
Baca juga: Gembong Narkoba NTB Disidang, Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus Menuntut Keseriusan
"Khusus untuk pupuk cair dari sisa sayur dan buah, pengolahannya butuh waktu berbulan-bulan sehingga bisa menghasilkan pupuk cair maupun padat," ujarnya.
Ia menyebutkan, salah satu hasil pengolahan sampah yang bisa dimanfaatkan langsung oleh warga nantinya adalah biogas.
"Kita akan berikan subsidi material kepada warga guna pemanfaatn sampah untuk biogas. Perlengkapannya butuh biaya 1,3 juta. Biogas ini nantinua bisa menggantikan gas elpiji," terangnya.
Untuk sampah pampers, pihaknya masih mengolah dengan cara membakar kemudian dijadikan benda padat menjadi tanah yang bisa dimanfaatkan.
Stok pupuk organik padat yang terdapat di KSM kini sekitar 5 ton.
"Kalau cair 50 liter. Untuk warga kami tidak menentukan tarif. Khususnya pupuk cair, karena bau. Padahal manfaatnya besar, Sampah tidak ada yang terbuang. Kami siap berbagi ilmu soal penanganan sampah," tandas Ratmaji.
Yang tercatat menjadi anggota KSM di Desam Semparu sebanyak 418 KK.
Baca juga: Pecinta Kuda Pacuan Geruduk Kantor Bupati Bima, Desak Pencabutan SE tentang Larangan Joki Cilik
Pihak pemdes memberikan tarif 10 ribu perbulan untuk pengangkutan sampah ke KSM.
Sementara untuk sekolah, pasar hingga ritel modern tarifnya variatif, hingga 400 ribuan.
"Kamu punya perdes soal sampah agar masuk KSM. Kita brharap smua warga masuk. Kalau tidak masuk anggota, silakan. Yang penting jangan mmbuang sampah sembarangan. Jaga kebersihan," bebernya.
Para pekerja di KSM Ikhlas Desa Semparu merupakan warga lokal.
Mereka bekerja selama enam hari, kecuali hari Jumat.
Kini, tidak ada sedikipun sampah dari Desa Semparu yang harus dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Kita akan ikut lomba desa peduli lingkungan tingkat provinsi tahun ini. Kalau di kabupaten kami sudah tidak asing lagi," tuturnya.
(*)