Karena biaya dan sistem regulasi menjadi faktor penghambat jalannya Kampus Merdeka.
"Karena itu Kemendikbudristek secara proaktif memberikan solusi," tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Mataram Lalu Husni dalam pertemuan itu mengatakan, pihaknya mendukung dan antusias mengimplementasikan program MBKM.
Implementasi MBKM di kampusnya masih menghadapi sejumlah tantangan.
Namun pihaknya terus mengupayakan solusinya.
Ia optimistis program MBKM dapat dilaksanakan dengan baik seiring dengan berjalannya waktu.
Husni menjelaskan, perguruan tinggi negeri di pulau Lombok berhasil menjalankan Program MBKM.
Baca juga: Mahasiswa NTB Antusias Ikut Vaksinasi Merdeka di Kampus, Sudah Rindu Masuk Kuliah Secara Normal
Berbagai capaian di tahun 2020/2021, kata Husni.
Antara lain, mahasiswa mengambil mata kuliah di luar prodi dalam perguruan tinggi 137 orang.
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah di luar prodi di perguruan tinggii yang berbeda sebanyak 249 orang.
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah di luar prodi di luar perguruan tinggi berjumlah 180 orang.
Mata kuliah yang ditawarkan untuk MBKM tercatat 426 orang.
"Kemudian, mahasiswa yang mengikuti kegiatan magang/praktik di industri berjumlah 635 orang,” katanya.
Rektor Universitas Teknologi Mataram (UTM) Lalu Darmawan Bakti menyatakan, mahasiswanya bersemangat mendaftarkan diri dalam program MBKM yang dibuka secara daring.
"Ketika program magang bersertifikat ditawarkan, mahasiswa kami berlomba-lomba mendaftarkan diri," katanya.
Sebanyak 149 mahasiswa lolos seleksi.
Mereka pun menjadi peringkat ke-20 dalam hal jumlah mahasiswa yang diterima dalam program magang bersertifikat.
Dalam dialog ini, Mendikbudristek Nadiem didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Rektor Universitas Mataram Lalu Husni, dan Plt Direktur Jenderal Diktiristek Nizam.
(*)