Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Puluhan tahun tim hisab rukyat Kementerian Agama (Kemenag) Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu gagal melihat hilal atau bulan muda penanda awal Ramadhan.
Pengamatan dari Taman Loang Baloq, Pantai Tanjung Karang, Kota Mataram tidak pernah berhasil melihat penampakan hilal.
Baik saat cuaca sedang buruk, maupun saat kondisi cuaca sedang cerah-cerahnya.
Posisi bulan Ramadhan tetap saja tidak terlihat dari posisi pemantauan tersebut.
”Menurut laporan, hilal terakhir dilihat tahun 1992, berarti sudah cukup lama. Itu dari Kota Mataram ini, tapi saya tidak tahu lokasi (pemantauan) di mana,” kata Kepala Kantor Kemenag NTB M Zaidi Abdad, Selasa (13/4/2021).
Artinya hilal terlihat 29 silam dan sampai sekarang belum pernah dilihat lagi.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Sekotong Tewaskan Gadis 15 Tahun
Dengan fakta itu, Kemenag NTB akan mencoba melakukan survei dan perhitungan untuk mencari lokasi pemantauan baru.
”Sebaiknya kita mencari lokasi yang tepat. Karena berkali-kali di Loang Baloq ini tidak pernah kelihatan (hilal), yang kelihatan hanya batu-batu saja,” ujar dosen UIN Mataram ini.
Saat pengamatan hilal, di Loang Baloq, Senin (12/4/2021), hilal juga tidak terlihat meski cuaca cukup bagus.
Pada saat tidak ada awan, hilal tidak terlihat karena kalah dengan sinar matahari.
Baca juga: Tertutup Awan dan Cahaya Matahari, Hilal Tidak Terlihat di Lombok
Baca juga: 12 Pengedar Narkoba Diringkus Polda NTB, Bandar Tiga Gili Jadi Target Berikutnya
Kemudian pukul 18:27 Wita, hilal tidak tampak karena tertutup awan.
”Kita harapkan ke depan harus ada yang mensurvei lokasi, yang mana kira-kira hilal bisa terlihat,” kata Zaidi.
Pamantauan hilal untuk menentukan awal Ramadhan sangat penting bagi umat Islam yang akan melaksanakan ibadah puasa.
Jika hilal terlihat, maka warga dengan yakin melaksanakan puasa. Meski penentuan awal Ramadhan tetap menunggu sidang isbat pemerintah pusat.
(*)