Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat (NTB) kian mencemaskan.
Melonjaknya kasus baru setiap hari menjadi alarm tanda bahaya.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB meminta semua warga lebih waspada dan menjalankan protokol kesehatan lebih ketat lagi.
”Kalau saya ibaratkan lampu hijau, kuning, dan merah. Kita ini sudah warning dari lampu kunig menuju lampu merah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri, di ruangannya.
Pemerintah terus menjaga, jangan sampai kapasitas tempat perawatan benar-benar tidak mampu lagi menampung semua pasien.
”Saat ini beberapa ruang isolasi masih tersedia. Kapasitas tempat tidur kita siapkan di RS kabupaten/kota dan provinsi,” katanya.
Hal paling dikhawatirkannya, bila ruangan Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit penuh.
Kondisi itu pasti akan sangat membahayakan.
Baca juga: Ruang Perawatan Terbatas, 891 Pasien Covid-19 NTB Isolasi Mandiri
”Di rumah sakit provinsi sejak awal sudah penuh ruang ICU-nya,” kata Firki, mantan Direktur RSUD NTB ini.
Keberadaan ruang ICU di ruang isolasi Covid-19 sangat penting.
Sebab ruangan tersebut menjadi tempat penanganan pasien dalam kondisi parah, seperti gagal napas.
”Risiko orang yang berat-berat ini beda, karena paru-parunya sudah penuh dengan virus,” katanya.
Dalam situasi saat ini, Fikri mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali menggencarkan gerkan protokol kesehatan 5M.
”Kalau tadi hanya 3M sekarang kita tambah jadi 5M,” katanya.
Gerakan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilisiasi, dan menghindari kerumunan.
”Gerakan ini harus dilaksanakan secara ketat dan konsisten,” tegasnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Ruang Isolasi 3 Rumah Sakit NTB Penuh
Baca juga: Pria 64 Tahun di Mataram Nekat Gantung Diri di Pohon Mangga, Istri Kaget dan Histeris
Penanganannya Covid-19, kata Fikri, harus dilakukan dari hulu sampai hilir.
Semua pihak bergerak bersama. Itu menjadi kunci untuk bisa menekan kasus Covid-19 di NTB.
”Sehebat-hebatnya pemerintah menyiapkan faskes, SDM, kalau kita semua tidak bergerak berbarengan, tetap kasus ini akan meningkat,” ujarnya.
Sekarang kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 33 persen, jauh di atas standar minimal yang ditetapkan WHO sebesar 5 persen.
Artinya, kondisi penularan di Indonesia sudah jauh di atas standar dunia yang ditetapkan WHO.
Fikri memahami masyarakat mungkin saat ini mulai jenuh dengan situasi pandemi.
Tetapi gerakan 5M harus tetap dijalankan dengan ketat saat beraktivitas. Sehingga bisa aman dan produktif.
”Jalankan secara disiplin dan konsisten 5M ini,” tandasnya.
(*)