Kematian Brigadir Nurhadi

Rekonstruksi Tak Ungkap Motif Pembunuhan Brigadir Nurhadi

Direktur Ditreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan proses rekonstruksi ini bukan semata-mata untuk mengungkap motif

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
REKA ULANG - Rekonstruksi kasus tewasnya Brigadir Muhammad Nurhadi di Gili Trawangan, Lombok Utara, Senin (11/8/2025). Direktur Ditreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan proses rekonstruksi ini bukan semata-mata untuk mengungkap motif. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Motif pembunuhan anggota Paminal Ditpropam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Muhammad Nurhadi belum juga terungkap. 

Meskipun penyidik telah melakukan rekonstruksi di sejumlah tempat, termasuk di kediaman tersangka Kompol Yogi dan di Villa Tekek The Beach House, Gili Trawangan.

Direktur Ditreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan proses rekonstruksi ini bukan semata-mata untuk mengungkap motif, melainkan untuk membuat terang rangkaian peristiwa pembunuhan tersebut.

"Tidak harus ada motif," kata Syarif ditemui usai proses rekonstruksi, Senin (11/8/2025).

Kendati demikian polisi akan terus mendalami alasan para pelaku, tega menghabisi nyawa bahawannya itu.

"Nanti kita dalami, tidak mesti ada motif," kata Syarif.

Lebih lanjut Syarif mengatakan, proses rekonstruksi ini selain ahli forensik juga melibatkan ahli bela diri. Ini untuk mengungkap cara pelaku membunuh korban sebelum ditemukan tewas di dasar kolam.

Mantan Wakapolresta Mataram ini mengatakan, pelaku membunuh korban bukan dengan cara dicekik, melainkan dipiting. Sehingga menyebabkan tulang leher korban patah seperti yang disampaikan dokter ahli forensik.

"Dengan pitingan, kalau cekik kan beda, ini menurut keterangan ahli," tegas Syarif.

Polisi sudah mengantongi dua tersangka utama dalam kasus ini, mereka adalah atasan daripada korban yakni Kompol Yogi dan Ipda Haris. Sementara terkait peran Misri ikut memukul atau tidak masih di dalami.

Polisi sudah mengantongi dua tersangka utama dalam kasus ini. Mereka adalah atasan korban, yaitu Kompol Yogi dan Ipda Haris. Sementara itu, peran Misri apakah ikut memukul atau tidak masih didalami.

"Kita masih dalami," pungkas Syarif.

Selain dipukul, hasil forensik mengungkapkan korban juga dipukul menggunakan tangan kosong. Namun ciri pelaku pemukulan ini menggunakan cincin.

Syarif enggan membeberkan siapa pemilik cincin maut ini, ia menegaskan pemilik cincin ini merupakan salah satu dari dua tersangka utama. 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved