Penutupan Pendakian Rinjani

Jamin Keamanan Pendaki, BTNGR Tambah Shelter Emergency hingga Penguatan Vertical Rescue

BTNGR mengupayakan penambahan shelter emergency  atau tempat penampungan darurat, yang nantinya akan ditempatkan di 3 titik.

|
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
LOKASI EVAKUASI - Penampakan Shelter Emergency di Gunung Rinjani. Saat ini, BTNGR mengupayakan penambahan selter emergency yang nantinya akan ditempatkan di 3 titik, yakni di Pelawangan, Segara Anak hingga dengan Leter E yang menjadi lokasi rawan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) kian serius dalam menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan saat mendaki di Gunung Rinjani.

Saat ini, BTNGR mengupayakan penambahan shelter emergency  atau tempat penampungan darurat, yang nantinya akan ditempatkan di 3 titik, yakni di Pelawangan, Segara Anak hingga dengan Leter E yang menjadi lokasi rawan.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BTNGR, Yarman kepada Tribun Lombok saat ditemui di ruangannya, Kamis (24/7/2025).

“Kita tambah shelter yang saat ini ada dua, pertama di Pelwangan, Segara Anak, dan nanti satu dekat lokasi jatuhnya WNA Brasil kemarin, di Leter E,” ucap Yarman.

Selain penambahan, selter yang ada juga nanti akan dioptimalkan sebagai pusat pemantauan yang dilakukan oleh petugas dari BTNGR sendiri.

Shelter-shelter ini nantinya akan dilengkapi dengan peralatan yang memadai guna bisa diterapkannya pertolongan pertama oleh petugas, seperti herness atau tali pengaman, carabiner, katrol, dan lain sebagainya.

Nantinya, di masing-masing shelter yang ada akan diisi oleh 10 Polisi Hutan (Polhut) yang juga dilengkapi dengan peralatan yang memadai.

Sejumlah tim yang nantinya akan menempati setiap shelter juga harus dibekali dengan pengetahuan mendasar tentang penyelamatan dengan teknik vertical rescue.

Vertical rescue merupakan teknik evakuasi korban pada medan terjal dari tempat yang lebih tinggi ke tempat lebih rendah atau sebaliknya. Teknik ini termasuk teknik khusus dalam operasi SAR demi keselamatan korban.

Oleh karenanya, BTNGR juga sedang merekrut tim yang juga dibekali dengan pelatihan bagaimana menerapkan teknik vertiical rescue dalam mengevakuasi korban di daerah terjal.

“Terkait vertikal rescue ini kita serius ini artinya sedang berjalan saat ini. Ini upaya kita bagaimana memberikan kenyamanan bagi pengunjung, skaligus juga kita memberikan citra baik untuk Rinjani dan lombok itu sendiri,” kata Yarman.

Baca juga: BTNGR Tutup Sementara Pendakian Gunung Rinjani untuk Perbaikan Layanan dan Infrastruktur

Langkah ini lanjut dia, secara konsisten juga tetap dikoordinasikan baik dengan pihak dari pemerintah kabupten, pemerinntah provinsi, pemerintah pusat, hingga dengan mitra kerja dari BTNGR sendiri.

“Upaya ini kita sedang berjalan bersama dengan teman dari Provinsi dan semua mitra. Apalagi ini sesuai dengan visi Gubernur NTB, Makmur Mendunia, lewat Rinjani dengan peningkatan gread kelas dunia juga menjadi hal yang memang harus dilakukan,” pungkasnya.

Guna mempercepat pengadaan selter ini, BTNGR telah melukai penutupan sementara jalur pendakian Gunung Rinjani yang dimulai dari tanggal 1-10 Agustus 2025.

Adapun Penutupan ini diumumkan secara resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), melalui surat Nomor: PG.5/T.39/TU/KSA.04.01/B/07/2025, tanggal 23 Juli 2025. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved