Berita NTB
Gubernur NTB Bertemu Mendikdasmen, Bahas SMK Vokasi untuk Selesaikan Kemiskinan dan Pengangguran
Pengembangan SMK vokasi nantinya bukan hanya di sekolah negeri tetapi juga di sekolah swasta sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan di masyarakat.
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, bertemu dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal, Senin (14/7/2025).
Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang kerja gubernur itu, menteri bersama gubernur membahas penguatan SMK vokasi untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran di NTB.
"Salah satu hal penting yang menjadi topik diskusi kita mengenai masalah penguatan SMK vokasi, supaya pendidikan ini bisa berkontribusi langsung mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran di NTB," kata Iqbal.
Mantan Dubes Indonesia untuk Turki itu menjelaskan, bahwa pengembangan SMK vokasi ini bukan hanya di sekolah negeri tetapi juga di sekolah swasta sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan di masyarakat.
Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti menyampaikan dukungannya, terhadap rencana penguatan SMK di NTB yang sejalan dengan arah kebijakan nasional.
Ia menegaskan bahwa ke depan, akan diterapkan model SMK 4 Tahun, di mana tahun terakhir difokuskan pada pelatihan kerja langsung di industri mitra.
“Rencana pengembangan SMK yang dirancang gubernur sejalan dengan apa yang menjadi kebijakan kami di tingkat nasional. Kami nanti akan ada SMK yang 4 tahun yang 1 tahun terakhir itu mereka akan disiapkan untuk masuk dunia kerja,” jelasnya.
Baca juga: Momen Harkop ke-78, Pemprov NTB Luncurkan Kopdes Merah Putih hingga Gelar Bakti Sosial
Selain itu, SMK akan dikolaborasikan dengan Balai Latihan Kerja (BLK) agar siswa tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi keahlian yang diakui dunia industri.
“Kami juga mengembangkan SMK yang bekerja sama dengan BLK sehingga dengan mereka praktik di BLK ini memiliki sertifikasi sehingga mereka punya sertifikat yang sesuai dengan keahlian khusus mereka,” tambahnya.
Mu'ti juga mengungkapkan bahwa Kemendikdasmen tengah menyiapkan program SMK inklusif, untuk anak-anak putus sekolah karena kendala ekonomi.
Pada tahap awal, program ini akan menyasar 1.000 peserta, dan akan diperluas pada tahun-tahun mendatang.
“Kami ada program SMK untuk mereka yang putus sekolah yang karena kendala ekonomi kami berikan kesempatan untuk belajar, untuk tahap pertama ada 1000 untuk kedepan akan kami tambahkan lagi di tahun-tahun yang akan datang,” ucapnya.
Dirinya berharap dengan langkah ini pengangguran kemiskinan dapat segera teratasi.
“Dengan cara seperti ini kami berharap SMK ini dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan bisa juga mengurangi pengangguran.” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.