Berita Mataram

Cara Pemkot Mataram Mewujudkan Target 5 Ribu Usahawan Baru di Tahun 2025

peserta yang sudah lolos mengikuti pelatihan pertama diminta untuk mendirikan usaha

TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
USAHAWAN BARU - Kepala Dinas Perindustrian, Koprasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram, HM. Ramadhani. Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menetapkan target ambisius menciptakan 5 ribu usahawan baru. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menetapkan target ambisius menciptakan 5 ribu usahawan baru sesuai visi misi Wali Kota Mohan Roliskana dan Wakil Wali Mujiburrahman.

Kepala Dinas Perindustrian, Koprasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram, HM. Ramadhani mengatakan, saat ini pihaknya telah gencar melakukan pelatihan hingga pembinaan.

“Jadi wirausaha baru ini karena sebenarnya kan baru dirancang peta jalannya seperti apa, sejauh ini saya bersama sejumlah Kabid menggelar pelatihan-pelatihan yang juga dibarengi dengan kurikulum yang harus dijalankan,” ucap Ramadhani seyelah dikonfirmasi, Jumat (27/6/2025).

Kurikulum, ini lanjut dia, berisi tentang jadwal dan tahapan pelatihan apa yang harus dijalani.

Baca juga: Dinas Koperasi dan UMKM NTB Kebut Pembentukan Kopdes Merah Putih

Calon usahawan baru ini juga tidak serta merta bisa mengikuti pelatihan ke tahap selanjutnya namun harus ada syarat yang harus terpenuhi.

Syaratnya ini di antaranya, peserta yang sudah lolos mengikuti pelatihan pertama. 

Sebelum melangkah ke pelatihan kedua, peserta pun harus memiliki usahanya. 

“Langkah ini kita lakukan supaya dia naik level dan pada level tertentu kita klaim dia sebagai wirausaha baru,” sebutnya.

Meski demikian dia menegaskan tidak semua wirausaha yang baru belajar usaha itu diakui sebagai pengusaha wirausaha baru. 

"Dia lebih pada mindset-nya, mentalnya, dia sudah satu tahun, dua tahun masih bertahan tidak itu yang kita nilai,” sambungnya.

Dia mengakui, selama ini yang terjadi di Kota Mataram adalah banyak usahawan yang muncul hanya sekedar dan perlahan hilang.

“Ada yang punya perusahaan tapi daya juangnya masih minim, kadang rugi sehari dua hari tiba-tiba berhenti. Tapi kalau seorang wirausahawan dia tekun menggeluti usaha itu,” katanya.

Para usahawan baru ini memulai bisnisnya berawal dari kesulitan ekonomi dan mengisi waktu luangnya. 

“Ketika dia dapat pekerjaan formal dia abaikan, makannya saat ini kita kesulitan mendata dan bingung menentukan titik nolnya dari mana,” ungkapnya.

Pihaknya juga belim bisa memastikan berapa usahawan yang telah berhasil di cetak.

“Hemat saya soal 5 ribu usahawan itu kan semangatnya bukan soal angka statistiknya, mudahan terlampaui dengan kita buat kurikulum yang terpadu,” imbuhnya.

“Tapi kalaupun nanti sampai dibawahnya tidak dianggap gagal, tugas kami akan berusaha semaksimal mungkin mewujudkan itu. Memang sulit di tahun pertama karena polanya belum sesuai,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved