Cerita Anak Buruh Tani Jadi Ahli IT, Muhammad Ary Tak Menyangka Sampai di Titik Ini

Pelatihan coding ini membuat Ary menemukan komunitas baru, teman-teman yang saling mendukung, dan tim pengajar yang tak lelah membimbing.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
AHLI IT - Kolase foto Muhamad Ary saat menjadi buruh tani (kiri) dan foto saat mengikuti pelatihan IT di Singapura bersama pembimbing. Ia mendapatkan beasiswa AMMAN sehingga memiliki kesempatan belajar ke luar negeri. 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Debu jalanan Sumbawa Barat menjadi saksi bisu pahit getir perjalanan kehidupan Muhammad Ary. Setelah menikah, ia tak memiliki pekerjaan tetap. 

Hari-harinya diisi dengan bekerja serabutan membantu orang tua sebagai buruh tani. Sesekali, ia menarik ojek untuk sekadar menambah penghasilan.

Awal 2021, Ary bekerja sebagai sopir dan pemecah batu ketika ia mendengar kabar tentang beasiswa pelatihan coding dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), yang menjadi angin segar baginya. 

Tanpa banyak pertimbangan, Ary mendaftar. Ia tak menyangka langkah kecil itu akan membuka jalan besar dalam hidupnya.

“Motivasi saya waktu itu sederhana, membanggakan orang tua dan bermanfaat bagi banyak orang,” ujar Ary. 

Meski begitu, awalnya ia mendaftar hanya demi uang saku dan harapan bisa membuat website. Dunia programming masih asing baginya yang kala itu berusia 31 tahun.

Keputusannya disambut hangat oleh sang istri. Keluarga besarnya, meski tak sepenuhnya memahami seluk-beluk pelatihan ini, ikut mendukung karena nama besar AMMAN yang mereka kenal. 

Pelatihan coding ini membuat Ary menemukan komunitas baru, teman-teman yang saling mendukung, dan tim pengajar yang tak lelah membimbing. Materi yang disampaikan relevan dengan studi kasus yang nyata. 

Lebih dari sekadar hardskill coding, Ary juga dibekali softskill penting seperti Bahasa Inggris, teknik wawancara, hingga optimasi CV dan portfolio digital. 

Keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal berharga dalam meniti karier barunya, hingga ke Singapura.

Dari Sumbawa Barat ke Singapura

Perasaan Ary saat menyelesaikan program beasiswa pelatihan dan mendapat kerja di Singapura sulit diungkapkan. 

Program ini benar-benar mengubah segalanya. Penghasilannya meningkat, pandangan orang terhadapnya membaik, dan yang terpenting: ia kini melihat masa depan dengan lebih luas.

Impian dan target karir Ary ke depan pun semakin tinggi. Dalam waktu dekat, ia ingin mencetak programmer-programmer baru. Jangka panjangnya, ia bercita-cita membangun perusahaan atau startup yang bisa membuka lapangan kerja bagi banyak orang.

“Jangan terlalu sibuk memikirkan akan jadi apa, fokus saja melakukan yang terbaik dan manfaatkan setiap peluang,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya mengontrol hal-hal yang bisa dikendalikan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved