Berita Sumabawa Barat

Ojek Lingkar Tambang di KSB Keluhkan Pendapatan Penghasilan Turun

Ratusan tukang ojek di lingkar tambang Sumbawa Barat mengeluhkan pendapatnya menurun karena banyaknya bus yang masuk

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
OJEK LINGKAR TAMBANG - Puluhan ojek lingkar tambang yang menunggu penumpang di terminal Beneta, Kecamatan Maluk, KSB pada Sabtu (10/5/2025). Ojek keluhkan adanya kendaraan perusahaan yang menjemput dan mengantar karyawan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Para ojek di lingkar tambang Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat mengeluhkan karena pendapatnya berkurang.

Berkurangnya penghasilan para ojek setelah banyaknya bus perusahaan masuk memfasilitasi karyawan antar-jemput.

Koordinator ojek lingkar tambang, Mas’ud mengungkapkan penghasilan para ojek biasanya mencapai Rp300 ribu dalam per hari. Namum setelah beroperasi Bus perusahaan yang mengantar dan menjemput karyawan nya sendiri, pendapatan ojek berkurang.

"Sekitar bulan Juli hingga November 2024 dulu, kita dapat sekitar Rp300 ribu sebelum Bus ini beroperasi tapi sekarang dari awal tahun 2025 terasa pendapatan kita berkurang, kadang kita dapat Rp 100 ribu perhari," kata Mas'ud kordinator lapangan (korlap) ojek lingkar tambang, saat ditemui di terminal Beneta pada Sabtu (10/5/2025).

Selain pendapatan yang dikeluhkan, ia juga menyoroti jalan yang tidak pantas dilalui Bus untuk mengangkut karyawan.

"Kalau dilihat dari infrastruktur yang di Kecamatan Maluk belum cocok banyak Bus dan angkutan dari perusahaan yang berlalu-lalang di sini," tuturnya.

Mas'ud menegaskan protes atau keluhan ojek tersebut sudah lama, karena menurutnya satu-satunya mata pencarian yang dimiliki sebagai masyarakat lokal.

"Coba bayangkan kalau dia sedikit pendapatan kami, maka anak-anak dan istri kami mau makan apa, jadi hanya ini yang kami andalkan pekerjaan ini," keluh Mas'ud.

Ia mengaku keluhan semua ojek ini sudah dilaporkan ke Bupati KSB Amar Nurmansyah, agar bisa ditindaklanjuti ke perusahaan yang menjadi subkontraktor PT AMNT.

"Sebulan lalu kami menghadap ke Bupati bersama semua pengurus, kami diterima di pendopo nya, namun hingga saat ini belum ada perubahan atau surat himbauan kepada perusahaan tersebut," jelasnya.

Ia meminta kepada pemangku jabatan untuk segera mendorong perusahaan tidak memperbanyak bus anatar jemput agar pendapatan para ojek meningkat.

"Kami berharap pemerintah bisa membantu memecahkan masalah kami dan agar segera mendorong PT AMNT untuk menindaklanjuti keluhan kami yang sebagai masyarakat lokal tersebut," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved