Opini
Refleksi 72 Tahun Nahdlatul Wathan Berkarya: Dedikasi Era Kolonialisme hingga Menuju Indonesia Emas
Bukan sekadar organisasi keagamaan, NW menjadi gerakan peradaban, motor penggerak pendidikan, dan pilar pembentukan karakter bangsa
Penulis: Muhammad Hatta
TRIBULOBO.COM, MATARAM - Tahun 2025 ini, Nahdlatul Wathan (NW) merayakan usianya yang ke-72. Sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan dedikasi, pengorbanan, dan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia.
Bukan sekadar organisasi keagamaan. NW menjadi gerakan peradaban, motor penggerak pendidikan, dan pilar pembentukan karakter bangsa.
Lahir dari semangat Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, NW sejak awal bercita-cita mencerdaskan kehidupan umat melalui jalan pendidikan, dakwah, dan sosial kemasyarakatan.
Selama lebih dari tujuh dekade, NW telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat, khususnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan bahkan telah meluas ke berbagai daerah di Indonesia.
Ribuan madrasah, pesantren, perguruan tinggi, majelis taklim, dan lembaga sosial telah lahir dari rahim perjuangan ini. Jutaan anak bangsa telah merasakan pendidikan dan pembinaan karakter dari lembaga-lembaga di bawah bendera Nahdlatul Wathan.
Kini, ketika Indonesia menatap masa depan lewat visi besar Indonesia Emas 2045. Negara ini dituntut menjadi negara maju, berdaulat, adil, makmur, dan berdaya saing global. pertanyaannya, di manakah peran Nahdlatul Wathan? Seberapa strategis kontribusi NW dalam mewujudkan mimpi besar ini?
Bagi penulis, jawabannya sangat jelas, NW memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Dengan modal sejarah, jaringan sosial yang luas, kapasitas pendidikan yang kokoh, dan semangat perjuangan yang tak pernah padam, NW siap menjadi bagian penting dalam mendorong terwujudnya Indonesia Emas.
Sejak awal berdirinya, NW menempatkan pendidikan sebagai ujung tombak perjuangan. Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, tetapi juga media pembentukan karakter, moralitas, dan semangat kebangsaan.
Melalui sistem pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah, NW konsisten mendidik generasi muda yang berakhlak mulia, berpikiran terbuka, cinta tanah air, dan berkomitmen terhadap nilai-nilai keislaman yang moderat.
Dalam konteks Indonesia Emas, kualitas sumber daya manusia adalah kunci utama. Negara manapun yang ingin maju harus memiliki manusia-manusia unggul. Kreatif, inovatif, religius, dan berkarakter kuat. Inilah ladang kontribusi besar NW.
Ribuan alumninya yang tersebar di berbagai profesi guru, ustadz, birokrat, aktivis, pengusaha, politisi adalah bukti nyata betapa pendidikan NW telah membentuk sumber daya manusia yang siap membangun bangsa.
Namun, perubahan zaman menuntut transformasi. NW harus memastikan bahwa lembaga-lembaga pendidikannya mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, memperkaya kurikulum dengan literasi digital, kewirausahaan, penguatan karakter, dan pendidikan kepemimpinan. Pendidikan berbasis teknologi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
Dunia saat ini bergerak begitu cepat. Revolusi industri 4.0, era society 5.0, perkembangan kecerdasan buatan, serta disrupsi di berbagai sektor mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia.
Nahdlatul Wathan tidak boleh berpangku tangan. Tantangan zaman harus dijawab dengan inovasi, kolaborasi, dan akselerasi program.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.