Pawai Ogoh Ogoh Mataram
Kualitas Ogoh-Ogoh Lebih Diutamakan di Perayaan Nyepi 2025 Kota Mataram
Pembina Aliansi HIndu, Kota Mataram membenarkan adanya pengurangan peserta pawai ogoh-ogoh tahun ini
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Pawai ogoh-ogoh yang diselenggarakan sebagai rangkaian hari raya Nyepi 2025 berlangsung khidmat di Kota Mataram, Jumat (28/3/2025).Dari pantauan TribunLombok.com, ribuan peserta memadati lokasi acara yang dipusatkan di depan Kantor Lurah Kecamatan Cakra Kota Mataram pada Jumat (28/3/2025).
Dari data panitia, setidaknya ada 114 ogoh-ogoh yang mengikuti pawai dengan diikuti oleh lebih dari ribuan peserta.
Meski demikian, pada tahun 2025 ini pawai ogoh-ogoh disebut tak semeriah tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun lalu lebih padat lagi masyarakat yang menonton, full dari depan Mall Lama sampai di patung Petani yang ada di Sandubaya,” ucap salah seorang penonton asal Cakra I Putu Wira.
Di lain pihak, Pembina Aliansi HIndu, Anak Agung Made Djelantik Agung Bayarang Wangsa membenarkan adanya pengurangan peserta pawai ogoh-ogoh tahun ini.
Meski demikian, ia meyakini pengurangan bukan karena pawai ogoh-ogoh yang bertepatan dengan bulan puasa, namun karena kesadaran peserta pawai yang lebih mengutamakan kualitas ogoh-ogoh yang akan ditampilkan.
“Dngan ogoh-ogoh yang berkurang kemungkinan besar kita sudah berpikir kualitas bukan kuantitas lagi. Karena apa yang kita tampilkan ini adalah bagian yang nanti dinilai oleh orang,” katanya.
“Pengurangan dari segi kuantitas , tapi kualitas tidak, bahkan bertambah kualitas kita,“ lanjutnya.
Sebelumnya lanjut dia, pihak dari Aliansi Hindu juga sudah menyepakati klasifikasi untuk ogoh-ogoh yang akan mengikuti pawai.
Para peserta diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu dan diseleksi oleh Aliansi. Hal inilah yang disebutnya alasan terjadinya pengurangan jumlah ogoh-ogoh yang mengikuti pawai.
Terlebih, belajar pada pengalaman sebelumny, jika peserta pawai tidak mendaftar dan jalan sendiri, kordinasi yang ada antara panitia dan peserta dikatakannya sulit terjalin baik.
Terlebih dengan telah dikeluarkannnya SE Wali Kota yang mengatur tata cara perayaan Nyepi dan Lebaran membuatnya harus lebih ketat dalam menseleksi peserta yang akan mengikuti pawai.
“Ini bagian dari cara kita menjaga toleransi. Pada dasarnya kegiatan kni secara global kita melihat tidak ada hal yang sifatnya bertentangan, perbedaan. Dengan adanya agenda ini kita ingin membuktikan Kota ini sebagai Kota yang toleransinya bagus, masyarakatnya bisa keharmonisan antara satu sama lainnya,” tutupnya.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.