Berita NTB

Dinas Pertanian NTB Ungkap Penyebab Harga Cabai Mahal

Di awal Februari harga cabai di NTB sudah mencapai Rp 98 ribu dan kembali melonjak pada awal Maret menjadi Rp180-210 ribu

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
HARGA CABAI NAIK - Pedagang menyiapkan cabai untuk pembeli di Pasar Minggu, Jakarta. Di awal Februari harga cabai di NTB sudah mencapai Rp 98 ribu dan kembali melonjak pada awal Maret menjadi Rp180-210 ribu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan penyebab mahalnya harga cabai di awal Ramadan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB M Taufiek Hidayat mengatakan, tingginya curah hujan membuat bunga cabai gagal menjadi buah sehingga produksi menurun.

"Hal ini berdampak signifikan terhadap hasil panen dan ketersediaan cabai di pasaran," kata Taufiek, Rabu (5/3/2025).

Taufiek menjelaskan pada Januari 2025 terdapat luas panen cabai sekitar 2.000 hektare sementara luas produksi mencapai 34 ribu hektare.

Baca juga: Harga Cabai di Mataram Mahal: Pembeli Kesulitan, Pedagang Mengaku Rugi

Namun produksi menurun menjadi 25 persen akibat hujan.

"Tapi kalau keadaan normal potensi 2.000 hektare dikali 0,5 saja itu 10 ribu ton per minggu, sementara konsumsi lokal kita 200 ton per minggu," kata Taufiek.

Selain karena curah hujan tingginya harga cabai yang mencapai Rp 180 ribu sampai Rp 210 ribu per kilogram-nya disebabkan para petani yang mengirim keluar daerah.

Ia mengatakan pada awal Februari 2025, harga cabai di luar daerah sudah lebih dulu melambung sehingga memicu penjualan.

"Di awal Februari harga di NTB Rp 98 ribu tapi sebelum itu harga di luar daerah sudah tinggi sudah diatas Rp100 ribu, artinya kalau biaya pengiriman hanya 10 ribu, ya orang mengirim keluar," kata Taufiek.

Taufiek juga mengatakan melambungnya harga cabai juga bisa disebabkan karena para petani menunda memetik cabai untuk mengantisipasi agar tidak cepat rusak.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved