Berita Lombok Tengah

VIRAL Video Keluarga Pasien Diduga Lecehkan Profesi Dokter RSUD Praya Lombok Tengah

RSUD Praya sedang melakukan kajian termasuk juga soal penyelesaian secara kekeluargaan selain menempuh jalur hukum

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Tangkap Layar Facebook @Lan Adj
DUGAAN PELECEHAN - Tangkap layar dugaan kekerasan verbal terhadap dokter umum Hery di IGD RSUD Praya, Lombok Tengah, Senin (26/2/2025). RSUD Praya sedang melakukan kajian termasuk juga soal penyelesaian secara kekeluargaan selain menempuh jalur hukum. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Video dugaan pelecehan verbal yang dilakukan keluarga pasien kepada salah satu dokter umum di RSUD Praya Lombok Tengah viral di akun media sosial Facebook. 

Kejadian ini melibatkan keluarga pasien inisial Rs kepada dokter umum atas nama Heri di IGD RSUD Praya, Lombok Tengah, Senin (24/2/2025) malam. 

Peristiwa tersebut viral setelah diunggah akun Facebook pribadi Rs @Lan Adj. 

Kini unggahan tersebut telah ditonton sebanyak 464 ribu kali, 1,3 ribu orang berkomentar dan 1 ribu kali dibagikan dan 1,9 ribu orang menyukai hingga Rabu (26/2/2025).

Dalam takarir unggahan, Rs menulis "Tumben nemu dokter kayak I***S IGD RSUD PRAYE @sorotan." 

Baca juga: VIRAL! Maling Motor di Lombok Tengah Diamuk Massa hingga Dibacakan Syahadat

Diketahui Rs kini sudah mengubahnya menjadi "Tumben nemu dokter kayak begini IGD RSUD PRAYE @sorotan".

Rs tampak marah-marah akibat Dokter Heri terlalu banyak bertanya terhadap kondisi pasien yang disebutnya dalam keadaan kritis.

"Saya ajarin, kalau jadi dokter kita harus mengerti kondisi keluarga pasien, jangan malah dilawan keras-keras, sudah sepuluh kali pertanyaanmu bolak balik," katanya dikutip dari rekaman video.

Rs juga tampak membanting dokumen kesehatan di atas meja Dokter Heri. 

Sebelum akhirnya memutuskan memindahkan pasien ke rumah sakit lain, pria itu tampak menendang kursi. 

Belakangan diketahui pasien itu adalah ayah Ruslan.

Rs belum menjawab pertanyaan Tribun Lombok saat dikonfirmasi. 

Tribun Lombok akan terus berupaya menghubungi Rs terkait alasannya membuat caption dan dugaan kekerasan verbal. 

Direktur RSUD Praya Mamang Bagiansyah, usai kejadian tersebut pihaknya langsung melacak dengan mengecek CCTV.

Kemudian menanyakan dokter yang bersangkutan dan kepala instalasi IGD RSUD Praya mengenai kronologi kejadian.

"Supaya kami berimbang. Dan berdasarkan informasi yang kami terima bahwa keluarga pasien (Ruslan) tersebut datang membawa orang tua. Sesuai dengan SOP yang kami miliki bahwa dokter dan perawat melakukan penanganan medis termasuk dalam hal ini melakukan anamnesis namanya," jelas Mamang. 

Ketua IDI Lombok Tengah ini menjelaskan, anamnesis adalah proses pengumpulan informasi medis pasien, seperti riwayat kesehatan, keluhan, dan gejala yang dialami pasien.

Pihaknya kemudian melakukan penanganan dengan memasang infus dan tindakan lain yang diperlukan. 

"Rupanya kemudian dokter jaga (Dokter Heri) dalam proses menanyakan riwayat. Informasi yang kami dengar, bahwa keluarga pasien ndak mau diberikan pertanyaan terlalu banyak. Obati saja secepatnya kata keluarga pasien. Padahal kami untuk menentukan diagnosis harus clear riwayat pasien," ungkap Mamang. 

Mamang kemudian menyesali dan mempersoalkan caption unggahan Facebook Rs yang kemudian menyetarakan profesi dokter dengan sebutan yang sangat mencederai profesi dokter.

"Jadi mohon maaf itu cukup mencederai profesi kami sebagai dokter. Artinya seburuk apapun kami walaupun buruk saya kira nggak pantaslah kalau disetarakan dengan iblis. 

"Jadi Mudah-mudahan yang bersangkutan (Ruslan) bisa kembali meredakan panasnya hati yang menjadi penyebab untuk kemudian melakukan klarifikasi secara ikhlas, gentleman untuk mengkoreksi hal tersebut." 

"Terus terang Ikatan Dokter Indonesia juga bereaksi terhadap itu. Hampir-hampir kadang-kadang kekerasan fisik juga kami terima, tapi paling kurang ini adalah kekerasan verbal. Kami memang banyak berbenah, tapi untuk kasus ini klarifikasi tadi (korban) rasa-rasanya gimana gitu sampai harus begini (pelecehan)," sambungnya. 

Divisi Pembelaan Anggota IDI Lombok Tengah sedang menelaah kasus ini termasuk melakukan konsultasi dengan beberapa praktisi hukum. 

Pihaknya masih sedang melakukan kajian termasuk juga soal penyelesaian secara kekeluargaan selain menempuh jalur hukum.

"Walaupun mungkin nanti ada tuntutan, ini kan sudah viral, permohonan maaf dan sebagainya juga bisa mengimbangi pemberitaan (viral)," demikian Mamang.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved