Berkunjung ke 'Hutan Kota' Mataram, Suasana Asri Tapi Fasilitas Umum Kurang Memadai

Hutan kota ini aktif beroperasi sejak 2015. Di tempat ini pengunjung akan disuguhi suasana asri dengan ruang terbuka hijau.

Editor: Sirtupillaili
Laporan Devi Sastika Wiramaya
HUTAN KOTA - Beberapa orang pengunjung berkumpul di ruang terbuka Bumi Perkemahan Kota Mataram (Buperma) di Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kamis (6/2/2025). Destinasi ini menjadi tempat yang asik untuk bersantai, tapi beberapa fasilitas umumnya kurang memadai. 

Bangunan yang terbengkalai ditambah dengan pengelolaan sampah yang tidak baik menjadi keluhan masyarakat secara umum. Contohnya bangunan mushola yang terbengkalai dan sudah banyak ditumbuhi semak belukar.
                      
Nadia, salah satu pengunjung mengatakan, hutan kota ini sudah bagus, tapi sayang banyak bangunan yang tidak terpakai, seperti mushola, toilet dan lain-lain sehingga mengurangi estetika hutan kota ini. 

"Kalau bisa bangunannya dikelola dengan baik agar tidak sia-sia, serta sampahnya ditangani dengan baik agar tidak mengganggu pandangan para pengunjung,” katanya.  

Di dalam area hutan kota ini juga terdapat beberapa toilet, sayangnya banyak yang tidak bisa digunakan. Bangunan toilet pun terbengkalai sampai difungsikan sebagai gudang. 

Pemandangan ini sangat mengganggu dikarenakan posisinya berada tepat setelah area parkir, sehingga pemandangan pertama yang dinikmati oleh pengunjung saat masuk adalah bangunan ini. 

"Selain itu area samping toilet ini juga dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga menambah kesan kotor dari hutan kota ini," kata Nadia, selaku pengunjung. 

Salim, warga yang sering berkunjung ke tempat itu menuturkan, hutan kota tersebut cukup lama terbengkalai karena Covid-19, sehingga ditumbuhi banyak rumput liar, ilalang bahkan sampah. 

Hutan kota ini kembali aktif beropersi baru-baru ini, sehingga pihak pengelola sedang mengerjakan perbaikan sedikit demi sedikit, mulai dari membersihkan lahan yang sudah kotor dan memperbaiki fasilitas yang sudah rusak akibat lama tidak digunakan. 

Memang proses pemeliharaan hutan kota ini masih belum rampung sampai sekarang, pihak pengelola baru memulai membuka lahan dan menambah fasilitas. 

Terkait toilet yang rusak, memang sejak tahun lalu toilet ini sudah rusak, dan sebelumnya toilet ini memang digunkan untuk umum namun memang seringkali kotor setiap digunakan pengunjung. Banyak para pengunjung yang tidak membersihkan toilet setelah dipakai dan banyak sampah juga. 

Karena kondisinya cukup kotor, banyak pengunjung yang tidak nyaman menggunakannya, pengelola memutuskan menutup toilet tersebut. Kaca toilet tersebut banyak yang rusak dan pecah oleh pengunjung tidak bertanggung jawab.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved