Berkunjung ke 'Hutan Kota' Mataram, Suasana Asri Tapi Fasilitas Umum Kurang Memadai

Hutan kota ini aktif beroperasi sejak 2015. Di tempat ini pengunjung akan disuguhi suasana asri dengan ruang terbuka hijau.

Editor: Sirtupillaili
Laporan Devi Sastika Wiramaya
HUTAN KOTA - Beberapa orang pengunjung berkumpul di ruang terbuka Bumi Perkemahan Kota Mataram (Buperma) di Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kamis (6/2/2025). Destinasi ini menjadi tempat yang asik untuk bersantai, tapi beberapa fasilitas umumnya kurang memadai. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kabar gembira bagi warga Kota Mataram. Kini, masyarakat memiliki ruang hijau baru untuk bersantai dan menikmati alam di tengah kota. 

Hutan kota Mataram telah hadir di Bumi Perkemahan Kota Mataram (Buperma). Hutan kota ini dibangun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Mataram.

Selain itu, hutan kota ini juga diharapkan dapat menjadi sarana edukasi lingkungan bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Berbagai jenis tanaman lokal ditanam di hutan kota ini, menciptakan lingkungan yang asri dan sejuk.
 
Hutan Kota Mataram di Buperma Kwarcab Mataram terletak di Jalan Lingkar Selatan, Mataram. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. 

Baca juga: 7 Rekomendasi Wisata Lombok yang Pas untuk Liburan Tahun Baru

Jika datang dari arah barat pusat Kota Mataram, Anda bisa naik sepeda motor atau ojek online ke arah Dasan Ceremen. Sekiar 200 meter sebelum sampai simpang empat, gerbang hutan kota ini ada di sebelah selatan jalan.  

Hutan kota ini sudah mulai aktif beroperasi sejak 2015. Di tempat ini pengunjung akan disuguhi suasana asri dengan ruang terbuka hijau yang juga cocok sebagai lokasi camping ground.

Selain menikmati keindahan alam, ada banyak aktivitas menarik yang bisa Anda lakukan di hutan kota ini. Anda bisa berjalan-jalan santai menyusuri jalan setapak yang tersedia, sambil menikmati pemandangan alam yang indah. 

Jika Anda membawa anak-anak, mereka bisa bermain di taman bermain yang disediakan. Hutan kota ini juga cocok untuk kegiatan piknik bersama keluarga atau teman-teman. Hutan kota ini juga sangat ramah bagi anak-anak, selain arena bermain, tempat ini juga memiliki banyak macam flora dan fauna sehingga bisa menjadi edukasi alam bagi anak-anak. 
   
Hutan kota ini merupakan pilihan tempat liburan yang terjangkau. Masyarakat umum dapat menikmati fasilitasnya secara gratis. 

Pengunjung yang membawa kendaraan roda dua akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp2.000, sedangkan kendaraan roda empat sebesar Rp3.000. 

Bagi masyarakat yang ingin berkemah, tidak dikenakan biaya, namun diwajibkan untuk mendapatkan izin terlebih dahulu dari pihak pengelola.

Hutan Kota Mataram di Buperma Kwarcab Mataram memiliki fasilitas memadai. Terdapat toilet umum, tempat parkir yang luas, dan beberapa gazebo untuk beristirahat. 

Di sekitar hutan kota juga terdapat beberapa warung makan yang menjual makanan dan minuman ringan. 

menurutnya, secara keseluruhan tempat ini sudah bagus, dan cukup luas sebagai tempat liburan di tengah hiruk pikuk kota Mataram yang begitu padat. 

Harga makanan di tempat ini juga sangat terjangkau, buah potong segar per cupnya hanya Rp 5000 dan snack-snaknya juga kisaran Rp 1000-3000 an. Jika Anda membawa anak atau sanak saudara ke tempat ini dijamin tidak akan menguras kantong. 

Fasilitas Taman Kurang Terawat

TOILET RUSAK - Kondisi toilet Bumi Perkemahan Kota Mataram (Buperma) di Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, dalam kondisi rusak, Kamis (6/2/2025). Destinasi ini menjadi tempat yang asik untuk bersantai, tapi beberapa fasilitas umumnya kurang memadai.
TOILET RUSAK - Kondisi toilet Bumi Perkemahan Kota Mataram (Buperma) di Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, dalam kondisi rusak, Kamis (6/2/2025). Destinasi ini menjadi tempat yang asik untuk bersantai, tapi beberapa fasilitas umumnya kurang memadai. (Devi Sastika Wiramaya)

Sayangnya banyak fasilitas hutan kota ini yang minim perawatan, sehingga tidak dapat dipergunakan secara optimal. 

Bangunan yang terbengkalai ditambah dengan pengelolaan sampah yang tidak baik menjadi keluhan masyarakat secara umum. Contohnya bangunan mushola yang terbengkalai dan sudah banyak ditumbuhi semak belukar.
                      
Nadia, salah satu pengunjung mengatakan, hutan kota ini sudah bagus, tapi sayang banyak bangunan yang tidak terpakai, seperti mushola, toilet dan lain-lain sehingga mengurangi estetika hutan kota ini. 

"Kalau bisa bangunannya dikelola dengan baik agar tidak sia-sia, serta sampahnya ditangani dengan baik agar tidak mengganggu pandangan para pengunjung,” katanya.  

Di dalam area hutan kota ini juga terdapat beberapa toilet, sayangnya banyak yang tidak bisa digunakan. Bangunan toilet pun terbengkalai sampai difungsikan sebagai gudang. 

Pemandangan ini sangat mengganggu dikarenakan posisinya berada tepat setelah area parkir, sehingga pemandangan pertama yang dinikmati oleh pengunjung saat masuk adalah bangunan ini. 

"Selain itu area samping toilet ini juga dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga menambah kesan kotor dari hutan kota ini," kata Nadia, selaku pengunjung. 

Salim, warga yang sering berkunjung ke tempat itu menuturkan, hutan kota tersebut cukup lama terbengkalai karena Covid-19, sehingga ditumbuhi banyak rumput liar, ilalang bahkan sampah. 

Hutan kota ini kembali aktif beropersi baru-baru ini, sehingga pihak pengelola sedang mengerjakan perbaikan sedikit demi sedikit, mulai dari membersihkan lahan yang sudah kotor dan memperbaiki fasilitas yang sudah rusak akibat lama tidak digunakan. 

Memang proses pemeliharaan hutan kota ini masih belum rampung sampai sekarang, pihak pengelola baru memulai membuka lahan dan menambah fasilitas. 

Terkait toilet yang rusak, memang sejak tahun lalu toilet ini sudah rusak, dan sebelumnya toilet ini memang digunkan untuk umum namun memang seringkali kotor setiap digunakan pengunjung. Banyak para pengunjung yang tidak membersihkan toilet setelah dipakai dan banyak sampah juga. 

Karena kondisinya cukup kotor, banyak pengunjung yang tidak nyaman menggunakannya, pengelola memutuskan menutup toilet tersebut. Kaca toilet tersebut banyak yang rusak dan pecah oleh pengunjung tidak bertanggung jawab.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved