Anggota DPRD Lombok Tengah Supli Reses di Kelurahan Leneng, Bahas Pencegahan Narkoba Hingga Judol

Peserta reses didominasi para generasi Z atau Gen Z yang antusias menanyakan soal pencegahan narkoba, maling, hingga Judol

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Istimewa
RESES ANGGOTA DEWAN - Anggota DPRD Lombok Tengah Ahmad Supli menggelar reses untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam masa persidangan ke-ll tahun 2024/2025 di Masjid Nurul Islam Leneng, Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, Minggu (16/2/2025). Peserta reses didominasi para generasi Z atau Gen Z ayng antusias menanyakan soal pencegahan narkoba, maling, hingga Judol. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Anggota DPRD Lombok Tengah Ahmad Supli menggelar reses untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam masa persidangan ke-ll tahun 2024/2025.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu melangsungkan reses titik pertama di Masjid Nurul Islam Leneng, Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, Minggu (16/2/2025). 

Peserta reses didominasi para generasi Z atau Gen Z yang antusias menanyakan soal pencegahan narkoba, maling, hingga maraknya judi online atau judol. 

Tiga hal negatif tersebut saat ini membuat keresahan di tengah masyarakat.

Seorang warga Hardian Julian Moko menanyakan terkait cara penanganan atau pencegahan judol karena penggunanya sulit diketahui.

Baca juga: Sumur Bor hingga Akses Jalan Jadi Keluhan Warga saat Reses Dewan Lalu Abdussahid

Pertanyaan mahasiswa UIN Mataram itu pun langsung dijawab Hamim Balya yang juga merupakan peserta reses.

Menurut Hamim, antara narkoba, maling, dan judol saling keterkaitan. 

Pelaku narkoba biasanya akan terjerumus juga ke judol dan maling.

"Perlu berantas narkobanya dulu, baru yang lain. Selain itu, Kita harus tingkatkan keimanan karena untuk berhenti hal negatif ini biasanya dari diri sendiri dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah," kata Hamim. 

Wisnu Patrick turut angkat bicara merespons soal maraknya judol dan narkoba

Pemuda yang berpengalaman di sektor pariwisata itu merasa prihatin mengetahui adanya anak-anak yang bermain judol.

"Akibatnya, mereka yang tidak punya penghasilan akhirnya mencuri barang-barang orang tuanya untuk main judol. Untuk berhenti judi ini memang harus dari diri sendiri, sih, menurut saya," ujar Polo. 

Supli menanggapi pandangan luar biasa yang disampaikan para peserta reses

Menurutnya, apa pun masalahnya, penyelesaian ada di diri sendiri. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved