Berita Sumbawa Barat
Penjual Ayam Geprek di Sumbawa Barat Keluhkan Harga Cabai Meroket
Pegiat UMKM lingkar tambang di Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengeluh dengan harga cabai yang meroket
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lingkar tambang di Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengeluh dengan harga cabai yang melambung tinggi.
Hampir sepekan terakhir, harga cabai di tempat itu naik hingga Rp 100 ribu per kilogram.
"Ya harga cabai di pasar lima hari belakangan ini sampai Rp 100 ribu per kilogram, sedangkan usaha saya kan butuh cabai setiap hari," kata Samsul Bahri pedagang ayam geprek saat ditemui pada Rabu (8/1/2024)
Bahri menyebut kebutuhan cabai setiap hari untuk usaha dagangnya bisa mencapai 5 kilogram untuk membuat bumbu ayam geprek.
"Setelah naik cabai ini saya kurangi kebutuhan saya jadi 2 kg, karena harga jual saya tidak mungkin saya naikkan karena takut pelanggan kabur," keluhnya.
Terpisah, Saopian penjual cabai dan sayuran di pasar Taliwang mengatakan harga cabai tersebut biasa mahal pada tahun baru dan itu sering dirasakan setiap tahunnya.
"Sudah biasa setiap tahun cabai dan yang lainnya naik harganya, contoh nya cabai ini tahun baru kita ngambil dari Lombok harga Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogramnya, jadi kita jual nanti harga Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu," tuturnya.
Baca juga: Harga Cabai di Sumbawa Barat Melonjak Jadi Rp80.000 Per Kilogram
Saopian memperediksi kenaikan arga cabai dan komuditi lainya tidak akan naik sampai awal bulan ramadhan, namun ia yakin akan turun dua minggu ke depan.
"Tidak mungkin sampai bulan ramadhan, ya sebentar lagi akan turun dan normal lagi dengan harga Rp 30 ribu, dan itu pengalaman saya setiap tahunnya," prediksinya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.