Pertunjukan Wayang Sasak di Korea Selatan Dapat Sambutan Hangat dari Publik Internasional
Pertunjukan Wayang Sasak dengan lakon Benih Perdamaian dari Timur yang digelar di Kota Namwon dan Jeonju mendapat sambutan
TRIBUNLOMBOK.COM - Pertunjukan Wayang Sasak dengan lakon Benih Perdamaian dari Timur yang digelar di Kota Namwon dan Jeonju mendapat sambutan hangat dari publik internasional.
Tema perdamaian di tengah situasi global yang memanas, dengan kemasan pertunjukan sederhana, menyisakan kesan mendalam bagi para penonton yang hadir dari berbagai negara.
Lakon Benih Perdamaian dari Timur bercerita tentang perjalanan Umar Maye yang diperintah Raja Jayeng Rane untuk mencari obat mujarab bagi perdamaian dunia.
Umar Maye yang membawa Kembang Dangar dari Lombok akhirnya bertemu dengan Raja Dangun, tokoh sentral di Korea, yang menyambutnya dengan bunga Mugunghwa bunga kebangsaan Korea.
Dangar dan Mugunghwa kemudian diramu oleh kedua tokoh itu menjadi bibit perdamaian yang akan disebar ke seluruh dunia.
Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) menggelar pertunjukan Benih Perdamaian dari Timur masing-masing di Kota Namwon, dalam Forum Internasional Festival Chongyang pada 22 September 2025, dan di Forum Penganugerahan Penghargaan Internasional Jeonju untuk Promosi Kekayaan Budaya Takbenda (JIAPICH), 24 September 2025.
Profesor Ghil'ad Zuckermann, D.Phil. (Oxford), Ketua Dewan Juri Penghargaan Internasional Jeonju untuk Mempromosikan Warisan Budaya Takbenda (JIAPICH) 2025, mengaku sangat terkesan dengan pertunjukan Wayang Sasak yang baru pertama kali disaksikannya.
“Pertunjukan Sekolah Wayang Sasak di Namwon dan Jeonju, Korea Selatan, sangat mendalam sekaligus menghibur, sebuah mekanisme yang luar biasa untuk mendorong perdamaian dan harmoni di dunia kita yang terpecah belah,” kata Ghil'ad Zuckermann.
Kehadiran SPWS ke Korea adalah atas undangan Pusat Penelitian Kekayaan Budaya Takbenda Korea (CICS). Selain menggelar pertunjukan, SPWS juga terpilih menjadi salah satu dari tiga lembaga yang memperoleh penghargaan JIAPICH 2025.
Aktivis CICS, Shinwa Hong, mengaku tersentuh dengan pesan yang diusung pertunjukan SPWS.
“Pertunjukan itu bisa dinikmati semua kalangan, tak hanya bagi saya yang dewasa, saya melihat anak-anak juga menikmati pertunjukan dengan pesan sederhana yang sangat mendalam,” kata Shinwa.
Dalam pertunjukan Benih Perdamaian dari Timur, karakter wayang botol Wa dan Tol berperan menebar benih perdamaian yang diberikan Umar Maye dan Dangun. Wa dan Tol mengajak penonton, termasuk penonton anak-anak, untuk terlibat dalam pertunjukan.
Mereka kemudian menjadi pasukan perdamaian yang akan menjalankan misi menyemai benih perdamaian di setiap hati manusia.
Dan Kwon, seorang warga negara Jerman keturunan Korea yang tengah berlibur di Jeonju, menceritakan betapa anaknya yang baru berumur 10 bulan bisa turut menikmati pertunjukan yang digelar SPWS.
“Saat acara berlangsung anak saya tertidur, tapi begitu mendengar musik Wayang Sasak, dia terbangun dan menonton pertunjukan hingga berakhir,” kata Dan.
Sekolah Pedalangan Wayang Sasak Akan Pentas di Korea, Usung Isu Perdamaian Global |
![]() |
---|
Timnas Indonesia U23 Wajib Menang Lawan Korea Selatan, Jalur Runner Up Terbaik Sudah Tertutup |
![]() |
---|
In Memoriam H. Lalu Nasib AR: Orang Sasak Terbaik |
![]() |
---|
Maestro Wayang Sasak Lalu Nasib Wafat, Gubernur NTB Sampaikan Duka Cita Mendalam |
![]() |
---|
Daftar Susunan Skuad Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U23 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.