RSUD Praya
Viral! Warga di Lombok Tengah Diduga Meninggal Karena Lamban Mendapatkan Tindakan RSUD Praya
Pasien sakit asal Desa Sengkerang diduga meninggal dunia diduga karena lamban ditangani pihak RSUD Praya Lombok Tengah dengan alasan full bed
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Seorang pasien perempuan Nurkartini (39 tahun) meninggal dunia diduga karena ditolak RSUD Praya Kamis (12/12/2024).
Penolakan RSUD Praya terhadap Nurkartini itu lantaran full bed atau ranjang tempat perawatan sudah penuh pada ruang IGD.
Pasien tersebut merupakan warga Dusun Pemondah, Desa Sengkerang, Praya Timur, Lombok Tengah.
Peristiwa tersebut kemudian viral setelah diunggah oleh akun Facebook @Syahid El Rumi. Unggahan tersebut telah dibagikan 332 kali dan 144 orang berkomentar.
Menanggapi peristiwa kematian Nurkartini, kemudian anggota komisi IV DPRD Lombok Tengah Wirman Hamdani melakukan sidak ke IGD RSUD Praya Lombok Tengah, Senin (16/12/2024).
Aksi sidak dilakukan dengan rapat hingga marah-marah kepada tenaga kesehatan dan tenaga medis di IGD. Aksi geramnya tersebut kemudian juga viral setelah diunggah oleh tenaga kesehatan RSUD dengan akun @Septika Mala Ningsih.
Anggota DPRD Lombok Tengah Wirman Hamzani kemudian menjelaskan kronologis meninggalnya Nurkartini yang diduga meninggal disebabkan IGD RSUD Praya yang full bed.
Baca juga: Bupati Lombok Tengah Minta RSUD Praya Tingkatkan Kualitas Pelayanan Usai Naik Kelas
Dikatakannya, pada ari Kamis, 12 Desember 2024 sekitar pukul 11.00 Wita Nurkartini di bawa oleh suaminya kee Puskesmas Mujur.
"Setelah di periksa, puskesmas tidak berani melakukan tindakan medis karena puskesmas menilai pasien tersebut harus dirujuk. Pihak Puskesmas Mujur kemudian menelpon RSUD Praya untuk konfirmasi rujuk," jelasnya, Kamis (19/12/2024).
Namun pihak RSUD Praya meminta untuk menunggu sampai 2 jam ke depan dengan alasan tidak ada bed atau tempat tidur rawat pasien.
Wirman mengatakan, setelah 2 hingga 2,5 jam menunggu, pihak RSUD tidak juga memberi kepastian, malah telpon dari Puskesmas Mujur di reject.
Pihak keluarga pasien kemudian tersulut emosi dan meminta agar pasien di bawa ke RSUD dengan harapan pasien mendapat pertolongan dulu.
"Pihak puskesmas kemudian membawa pasien ke RSUD Praya namun di tengah perjalanan pasien meninggal dunia pasien perempuan," ungkapnya.
"Kalau memang full bed terus apa solusinya? Biar pelayanan bisa lebih baik, jangan selalu beralasan begitu, kami berharap kepada direktur supaya gejolak atau polemik di tengah masyarakat tidak terulang kembali," sambungnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.