Pria Disabilitas Rudapaksa Wanita

Pengakuan Pria Disabilitas di Mataram Tersangka Rudapaksa Mahasiswi, Kesal Kerap Di-bully

Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi, Agus dinyatakan terpengaruh minuman keras dan memiliki niat balas dendam

|
pixabay.com
ilustrasi kekerasan seksual perempuan. Polda NTB menetapkan pria disabilitas diduga pelaku pelecehan seksual terhadap dua mahasiswi sebagai tersangka. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Polda NTB menetapkan pria disabilitas diduga pelaku pelecehan seksual terhadap dua mahasiswi sebagai tersangka.

Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan, pelaku inisial AB (21) masih belum ditahan karena kooperatif.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku melakukan perbuatan tak senonoh itu lantaran kesal dan dendam. 

"Pelaku kemudian melakukan tindakan menyetubuhi," kata Syarif, Minggu (1/12/2024). 

Syarif menjelaskan, pelaku memanfaatkan kondisinya untuk membuat alibi. 

"Sehingga timbul opini tidak mungkin disabilitas melakukan kekerasan seksual," imbuhnya. 

Hasil visum korban menunjukkan adanya luka lecet akibat hubungan badan.

Baca juga: Pria Disabilitas di Mataram Jadi Tersangka Rudapaksa Mahasiswi, Ini Penjelasan Polisi

"Ini bisa disebabkan oleh alat kelamin atau yang lainnya, namun tidak ditemukan adanya luka robek lama atau baru di selaput dara," bebernya, Minggu (1/12/2024), dikutip dari TribunLombok.com.

Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi, AB dinyatakan terpengaruh minuman keras dan melakukan rudapaksa untuk balas dendam atas bullying yang diterimanya.

Pelaku dijerat dengan UU 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dengan ancaman 12 tahun penjara serta denda Rp300 juta. 

Hotman Paris meminta Agus untuk menghubungi tim Kuasa Hukumnya, Hotman 911 agar mendapat keadilan.

Dalam video yang viral di media sosial, Agus mengklaim bahwa ia tidak melakukan tindakan rudapaksa.

Ia menyatakan bahwa untuk aktivitas sehari-harinya, ia masih sangat bergantung pada bantuan orang tuanya.

"Keadaan saya seperti ini, saya masih dimandiin orang tua, buang air dibukain orang tua, makan disuapi, dibukain baju sama orang tua. Kok bisa saya dibilang merudapaksa?", ungkap Agus.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved