Pilgub NTB 2024

Perbandingan Hasil Survei Pilgub NTB Terbaru: Beda Lembaga, Beda Paslon yang Unggul

Berikut ini perbandingan hasil survei Pilgub 2024 terbaru atau dua pekan jelang pemungutan suara

|
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Suasana debat kedua Pilgub NTB, Jumat (8/11/2024). Berikut ini perbandingan hasil survei Pilgub 2024 terbaru atau dua pekan jelang pemungutan suara. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Berikut ini perbandingan hasil survei Pilgub 2024 terbaru.

Adapun survei ini memotret tingkat keterpilihan Paslon Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin atau Rohmi-Firin, Zulkieflimansyah-Suhaili FT atau Zul-Uhel, dan Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri atau Iqbal-Dinda.

Survei paling terkini yang mengemuka yakni Olat Maras Institute periode 8-12 November 2024. 

Survei yang dipimpin Miftahul Arzak ini turun setelah digelarnya dua kali debat kandidat.

Kemudian Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan yang turun pada 14-20 Oktober 2024 atau pada periode sebelum debat perdana.

Baca juga: Beredar Hasil Survei OMI Unggulkan Zul-Uhel, Ketua Tim Pemenangan: Itu untuk Konsumsi Internal

1. Olat Maras Institute

Beredar di pesan instan dan media sosial tentang hasil survei Lembaga Olat Maras Institute (OMI) tentang elektabilitas pasangan calon Pilgub NTB 2024, Kamis (13/11/2024). 

Hasil survei mengungkap elektabilitas Zul-Uhel 40,7 persen, Iqbal-Dinda 33,8 persen, Rohmi-Firin 23,5 persen, dan yang belum bersikap 2 persen. 

OMI melakukan survei pada 8-12 November 2024 dengan sampel 912 responden yang dipilih dengan multistage random sampling yang terdistribusi secara proporsional di setiap kabupaten/kota se-NTB pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 3,3 persen. 

Ketua Harian Pemenangan Wilayah Zul-Uhel Heri Susanto menyayangkan hasil survei ini bocor.

"Survei tersebut adalah konsumsi internal kami sebagai langkah dalam menentukan strategi pemenangan,” urainya dalam keterangan tertulis yang diterima TribunLombok.com.

Baca juga: Hasil Survei LSI, Elektabilitas Iqbal-Dinda Kalahkan Dua Calon Petahana di Pilgub NTB

Dia menyebut pihaknya akan menelusuri awal mula bocornya hasil survei ini. 

Meski demikian, dia bersyukur dengan hasil survei terbaru OMI ini.

“Secara kualitas hasil survei ini bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun karena pihak OMI belum terdaftar di KPUD NTB maka kami hormati keputusanya untuk tidak mempublikasikannya," terangnya. 

2. LSI Djayadi Hanan

LSI melakukan survei pada periode 14-20 Oktober 2024.

Survei dilakukan dengan simulasi menggunakan surat suara.

Hasilnya, Iqbal-Dinda dalam posisi 33,5 persen. 

Kemudian disusul Rohmi-Firin dengan 27,1 persen, dan Zul-Uhel dengan 22 persen. 

"Ada jarak 6,4 persen karena margin error survei ini 2,9 persen. Itulah kenapa dapat dikatakan unggul signifikan," tegas Djayadi. 

LSI melakukan survei dari 14-20 Oktober 2024, dengan jumlah responden 1.540 orang.

Metode yang digunakan yakni stratified random sampling dengan kesalahan 2,9 persen.

3. Klarifikasi SMRC

Lembaga riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), membantah adanya rilis hasil survei SMRC untuk Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur tahun 2024.

“SMRC tidak pernah melakukan dan juga tidak pernah merilis hasil survei Pemilihan Gubernur Tingkat Provinsi di NTB pada 2024 ini," ungkap Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (14/11/2024).

Belakangan ini, beredar tangkapan layar hasil survei yang menunjukkan seolah SMRC telah melakukan survei Pemilihan Gubernut Provinsi NTB 2024.

Dalam tangkapan layar dan flyer digital yang beredar, ditampilkan hasil survei SMRC. 

antara lain berisi elektabilitas Sitti Rohmi Djalilah-Musyafirin 34,6 persen.

Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri 32,6 persen dan Zulkieflimansyah-Suhaili 20,2 persen.

Sementara 12,6 persen responden tdak tahu atak masih merahasikan pilihannya.

“Kami pastikan bahwa informasi tentang hasil survei perolehan suara ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi NTB 2024 yang beredar itu tidak benar alias hoax. Dari tangkapan layar juga dapat dilihat adanya logo palsu, bukan logo SMRC yang benar” tegas Deni.

Menurut Deni, pencatutan nama lembaga SMRC ini merupakan tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. ”Kami sangat menyayangkan dan merasa dirugikan oleh adanya disinformasi ini,” tegas Deni.

Disclaimer: beredar pula hasil survei Poltracking tetapi tidak mencantumkan periode dan metodologi survei.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved