Berita Kota Bima

Pemkot Bima Evaluasi Tindak Lanjut Pasca Diseminasi Audit Kasus Stunting

Pasca diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) semester I tingkat Kota Bima tahun 2024, Pemkot langsung menggelar rapat evaluasi penanganan

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
Asisten I Setda Kota Bima saat membuka evaluasi hasil tindak lanjut pasca Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) semester I tingkat Kota Bima, Selasa (5/11/2024) 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Asisten I Setda Kota Bima Alwi Yasin membuka evaluasi hasil tindak lanjut pasca diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) semester I tingkat Kota Bima tahun 2024.

Alwi mengingatkan, stunting sebagai masalah serius yang dihadapi bangsa ini sehingga harus bekerja ekstra untuk mengentaskan persoalan tersebut.

“Stunting ini memiliki efek domino, yang berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia di masa depan," tegas Alwi Kota, Selas (5/11/2024). 

Ia menekankan  stunting bukan hanya masalah kekurangan gizi, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, termasuk perilaku keluarga, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), lingkungan, serta kondisi ekonomi.

Ia juga menyoroti pentingnya memperkuat birokrasi dalam menangani stunting, karena dampak jangka panjang stunting akan mempengaruhi kemampuan anak dalam tumbuh dan berkembang, termasuk dalam mengikuti perkembangan teknologi. 

"Jika anak-anak kita dapat tumbuh sehat, mereka akan menjadi generasi yang cerdas dan siap menghadapi tantangan zaman," sambungnya.

Alwi berharap kegiatan ini dapat menghasilkan solusi konkret yang membantu mempercepat penanganan stunting di Kota Bima dan menciptakan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. 

"Semoga dengan evaluasi ini, langkah-langkah yang diambil ke depan bisa lebih efektif dari sebelumnya," harapnya. 

Baca juga: Pemkot Bima Turunkan Stunting Melalui Inovasi Kaki Si Intes

Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Balai Penyusunan KB, Nurjanah memaparkan bahwa angka stunting di Kota Bima saat ini mencapai 9,35 persen. 

"Untuk menanggulangi kondisi tersebut, ia menjelaskan bahwa upaya meningkatkan rencana aksi gizi akan terus diperkuat, serta program pengelolaan air limbah akan diperluas sebagai langkah mendasar dalam meningkatkan kesehatan lingkungan," katanya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved