Berita Lombok Timur
Cemari Lingkungan Pertanian, Sejumlah Tambang Galian C Ditutup Pores Lombok Timur
Polres Lombok Timur pada tahun 2024 ini juga sudah mulai menutup sejumlah tambang galian, utamanya tambang galian C nakal
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Polres Lombok Timur menutup sejumlah tambang galian C nakal yang kerap kali mencemari lingkungan, hingga menyebabkan petani di daerah sering mengalami kerugian.
Polres Lombok Timur pada tahun 2024 ini juga sudah mulai menutup sejumlah tambang galian, utamanya tambang galian C nakal yang terindikasi banyak bermasalah di sepanjang kali Rumpang Desa Kalijaga Baru hingga Desa Korleko.
Penutupan tambang tersebut menindak lanjuti tuntutan ratusan warga Korleko yang telah melakukan aksi demo di kantor dewan, Polres Lotim hingga kantor bupati beberapa waktu lalu
"Masih ditutup sampai sekarang, belum ada yang dibuka. Belum tahu sampai kapan, nanati kita lihat," singkat Kasat Reskrim Polres Lotim, AKP Dharma Yulia Suputra setelah dikonfirmasi TribunLombok, Rabu (9/10/2024).
Terpisah, Ketua Asosiasi penambang galian C di Lotim, H Maidy melihat penyebab penutupan tambang galian C di Lotim, bukan semata-mata karena faktor pencemaran lingkungan.
Namun ada faktor lain yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu agar semua tambang ditutup.
"Kalau melihat fakta di lapangan. Saat kita sidak. Tidak ada petani yang merugi akibat penambangan ini. Apalagi sampai terjadi limbah masuk ke permukiman warga. Itu tidak ada. Kami melihat ini ada masalah lain yang terjadi, tetapi semuanya dialamatkan kepada kami para penambang," terangnya.
Baca juga: KPK Ungkap Indikasi Persekongkolan di Tambang Ilegal Sekotong Lombok Barat
Dikatakannya, penyebab keruhnya air kali rumpang bukan hanya disebabkan oleh aktivitas penambangan atau tercemar limbah penambangan.
Namun keruhnya air kali rumpang dikarenakan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan aktivitas berbeda-beda. Sehingga untuk membuat air kali rumpang menjadi jernih merupakan hal yang mustahil bisa terjadi.
Terlebih, masyarakat Korleko berada di bagian hilir. Sehingga hal yang wajar jika air yang sampai ke hilir sangat kotor, dengan melihat banyak aktifitas dan pemanfaatan masyarakat di sepanjang kali Rumpang.
"Para penambang ini kan memanfaatkan air kali rumpang ini hanya malam saja. Kalau pagi tidak ada. Kalau airnya keruh pada pagi dan siang kan ada petani juga yang mengiri sawah mereka. Begitu selesai airnya Kemabli dibuang ke kali sehingga airnya tetep keruh," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.