Pilgub NTB 2024

Hasil Survei OMI Pilgub NTB Juli 2024: Petahana Masih Perkasa, Penantang Butuh Kerja Ekstra

Para petahana yang kini pisah jalan, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalillah tercatat masih unggul

TRIBUNLOMBOK.COM
(Kiri ke kanan) Sitti Rohmi Djalillah, Zulkieflimansyah, Lalu Muhammad Iqbal, Lalu Gita Ariadi. Hasil survei Lembaga Olat Maras Institute (OMI) menunjukkan tingkat elektabilitas tokoh di Pilgub NTB 2024. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Hasil survei Lembaga Olat Maras Institute (OMI) menunjukkan tingkat elektabilitas tokoh di Pilgub NTB 2024.

Para petahana yang kini pisah jalan, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalillah tercatat masih unggul.

Direktur OMI Miftahul Arzak mengungkap hasil ini berdasarkan survei yang digelar pada 8-25 Juli 2024.

"Ini tidak ada yang spesial karena ya wajar petahana elektabilitasnya tinggi," ucapnya kepada TribunLombok.com, Selasa (6/8/2024).

Demikian juga dengan simulasi pasangan calon terhadap sejumlah tokoh yang digadang maju Pilgub NTB 2024.

Baca juga: Hasil Survei ISS Pilgub NTB Juli 2024: Zul-Uhel Unggul Atas Rohmi-Firin, Gita-Sukiman, Iqbal-Dinda

Sebut saja duet Zulkieflimansyah-Suhaili FT atau Zul-Uhel yang unggul di berbagai simulasi.

Zul punya investasi sosial yang mumpuni dengan kerap turun ke masyarakat.

Sementara Suhaili masih bisa merawat basis suaranya.

"Zul ini petahana sementara Suhaili selama 3 tahun terakhir elektabilitasnya selalu stabil walaupun sudah lama tidak menduduki jabatan politik," terangnya.

Kemudian Sitti Rohmi Djalillah dan Musyafirin menguntit di posisi kedua.

Baca juga: Hasil Survei MAC-P Pilgub NTB Juli 2024: Zul-Uhel Pertama, Diikuti Gita-Sukiman, dan Rohmi-Firin

Miftah mengungkap, citra Rohmi sebagai wakil gubernur masih melekat di masyarakat.

Rohmi, kata dia, terhitung terlambat mengubah haluan menjadi calon gubernur atau dalam kurun waktu kurang dari setahun jelang pemilihan.

"Image Rohmi di tingkat akar rumput masih jadi wakil gubernur," jelasnya.

Firin, yang cukup dikenal di Sumbawa Barat berkat jabatannya sebagai bupati dua periode juga tidak banyak menolong.

"Ya karena KSB DPT-nya kecil. Meski tinggi di sana tapi tidak bisa mengungkit," paparnya.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved