Berita Lombok Timur

Mengenal Tradisi Mubir, Cara Masyarakat Rempung Lombok Timur Menyambut Bulan Muharram

Tradisi Mubir atau memasak bubur secara masal masyarakat Desa Rempung, Lombok Timur hanya dilakukan pada bulan Muharram saja

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
Proses pembuatan bubur asyura oleh masyarakat Desa Rempung, Jumat (2/8/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Ratusan masyarakat Desa Rempung menggelar tradisi Mubir atau membuat bubur dari berbagai jenis bahan makanan.

Tradisi ini hanya dilakukan pada bulan Muharram saja. Kali ini bertepatan pada hari Jumat (2/8/2024) masehi.

Gelaran tersebut, sebagai bentuk pelestarian budaya yang setiap bulan Muharram dilakukan masyarakat Desa Rempung.

Terlihat ratusan ibu-ibu menggunakan kebaya dan kain serta cipo (penutup atas kepala) membawa sekurang-kurangnya 40 jenis bahan bubur, mulai dari berbagai umbi-umbian, kacang-kacangan dan berbagai jenis rempah.

Proses pembuatannya dimulai dengan mengumpulkan bahan kemudian dicampurkan dalam satu kuali untuk dimasak menjadi adonan bubur.

Untuk memasak bubur ini, ibu-ibu menggunakan cara tradisional dengan menggunakan kayu bakar agar menghasilkan rasa dan aroma yang lezat. Bubur tersebut diberi nama 'Bubir Asyuro' atau bubur Syuro.

Kegiatan Mubir ini bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi Desa Rempung ke-114 bertajuk 'Festival Gawe Dita'.

Baca juga: Melihat Tradisi Ayu-ayu Masyarakat Aikperapa Menyambut Musim Kemarau

Selain menggelar kegiatan mubir tersebut, festival budaya ini juga menampilkan berbagai budaya yang hampir lekang oleh zaman.

"Kegiatan kita ini dalam rangka menjaga khasanah warisan budaya dari orang tua kita dulu, yang sampai saat ini Alhamdulillah terus terjaga, oleh karena itu akhirnya kami berpikir untuk kita buat festival budaya semacam ini," kata Ketua Panitia Festival Gawe Dita, Muhammad Irawadi, Sabtu (3/8/2024).

Proses pembuatan bubur asyura oleh masyarakat Desa Rempung, Jumat (2/8/2024)
Proses pembuatan bubur asyura oleh masyarakat Desa Rempung, Jumat (2/8/2024) (Dok.Istimewa)

Irawadi mengatakan, selain tradisi mubir, budaya lain yang diangkat dalam kegiatan ini adalah menyanyikan lagu-lagu tradisional yang berasal dari Rempung.

Selain itu tradisi Burdah juga ikut dilestarikan, Burdah merupakan alat musik yang dimainkan pada waktu-waktu tertentu juga perlahan mulai tergerus oleh zaman.

Bupati Lombok Timur HM Juaini Taofik mengatakan event budaya seperti Festival Gawe Dita ini harus terus digalakan, dalam rangka menjaga budaya yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

"Andai suatu hari nanti budaya-budaya ini kita gabungkan dalam kegiatan bersama akan tumpah ruah orang yang hadir menyaksikannya," kata Opik.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved