Sekolah di Nduga Papua Ditutup, Sekelompok Relawan Bangun Sekolah Rakyat Seadanya

Sejumlah sekolah di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, ditutup sejak tahun 2017. Ini menyebabkan ratusan anak di desa terlantar pendidikannya.

Penulis: Laelatunniam | Editor: Endra Kurniawan
TribunLombok.com/Istimewa
Sekolah Rakyat Nuwi Nindi Yuguru (SRNNY) yang ada di Nduga Papua saat melakukan aktivitas belajar untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sejumlah sekolah di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, ditutup sejak tahun 2017. Ini menyebabkan ratusan anak di desa terlantar pendidikannya.

Berangkat dari kondisi pilu yang sedang terjadi, sejumlah relawan membangun sekolah rakyat dengan sumber daya seadanya, demi memberikan secercah Pendidikan untuk anak-anak di daerah tersebut.

Sekolah tersebut dinamakan Sekolah Rakyat Nuwi Nindi Yuguru (SRNNY) Nduga Papua.

Yordan Nyamuk Karunggu selaku Koordinator Umum SRNNY menyampaikan, sekolah sementara dibentuk sebagai alternatif pendidikan untuk anak-anak di sana.

Baca juga: Gramedia Luncurkan Program Donasi Paket Belajar untuk Mendukung Pendidikan Anak-anak Indonesia

Karena sejak tahun 2017-2018, ada 11 distrik dari 32 distrik yang tidak memiliki sekolah, sehingga ratusan anak terlantar pendidikannya.

"Sebelum 2017 anak-anak mendapatkan pendidikan dan ada beberapa sekolah, tapi sekolah-sekolah tersebut sudah tutup sejak tahun 2017 sampai sekarang belum ada," terang Yordan.

Atas dasar ini, Yordan dan sejumlah relawan lainnya membentuk tim dan bergerak membangun sekolah rakyat.

Sekarang sudah ada 100 lebih anak-anak yang belajar di SRNNY dengan perlengkapan belajar yang serba terbatas, alat tulis, buku bacaan, papan tulis bahkan pun tenaga pengajar pun sangat terbatas.

"Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan tenaga guru, buku tulis, papan tulis, kapur, buku bacaan, gedung sekolah, seragam sekolah dan sepatu dari semua lembaga maupun bapak/ibu yang memiliki memperhati kemanusiaan dan kepedulian terhadap nasib generasi anak bangsa.

Yordan mengaku sudah mengirimkan surat terbuka ke pemerintah setempat juga kepada Menteri Pendidikan agar mendapat perhatian terutama untuk kebutuhan pendidikan.

Baca juga: Dukung Kemajuan Pendidikan Tanah Air, BSI Scholarship 2024 Targetkan 2.300 Pelajar dan Mahasiswa

"Pemerintah daerah tidak memperhatikan nasib anak-anak ini, kami membuat surat untuk menteri pendidikan dan pemerintah setempat untuk supaya mereka mengetahui dan juga publik tahu kondisi saat ini," terangnya.

Ia berharap dengan surat terbuka yang disampaikan, pemerintah daerah dan Menteri Pendidikan membangun kembali atau membuka kembali sekolah-sekolah yang sudah ditutup itu.

"Karena kasihan anak-anak ini mereka bisa mendapatkan pendidikan tapi ditelantarkan,"pungkasnya.

SRNNY juga mulai bergerak di sosial media membagikan kondisi anak-anak yang sangat membutuhkan pendidikan, harapannya agar pemerintah dan publik tau susahnya akses pendidikan di Nduga, Papua.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved