Berita Lombok Timur

Mengintip Proses Produksi Petani Tembakau Rajang di Lombok Timur

Petani tembakau rajang (tembakau gecok) di Lombok Timur sudah memasuki massa panen.

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Endra Kurniawan
TribunLombok.com/Rozi Anwar
Petani saat merajang daun tembakau di Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, pada Sabtu (15/6/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com Rozi Anwar

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Petani tembakau rajang (tembakau gecok) di Lombok Timur sudah memasuki massa panen.

Tembakau rajangan sendiri memiliki produksi yang panjang. Dimulai di bulan April, setelah lebaran Idul Fitri, para petani mulai menanam tembakau, dari memencar jerami dengan rata di tengah sawah.

Setelah itu, petani membuat lubang tempat menanam tembakau dan tak lupa diberikan pupuk sebelum tembakau ditanam.

Selama dua bulan petani tembakau merawatnya dengan baik agar tembakau hidup dengan baik, lewat berbagai cara seperti membersihkan rumput liar di dekatnya dan menyirami dengan air dicampur dengan pupuk.

Baca juga: Profil Yeyen Safitri, Anggota DPRD Lombok Timur Termuda yang Peduli Terhadap Petani Tembakau

Setelah dua bulan, petani tembakau mulai memanennya dengan proses yang lama.

Rusdin, salah seorang petani asal Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur ditemui saat merajang tembakau di rumahnya, menceritakan proses penanaman tembakau bisa memakan biaya yang cukup besar.

"Biaya sekitar Rp15 juta yang habis, dari awal penanaman sampai bisa dipetik," tuturnya pada (15/6/2024).

Total yang digarap Rusdin diperkirakan seluas 1 hektar dengan tempat yang berbeda-beda.

"Tempat saya nanam tembakau bukan satu tempat, tapi tempatnya beda-beda," terang Rusdin

Terpisah, Sul petani tembakau lainnya juga mengakui, produksi tembakau rajang panjang. Setelah dirawat dua bulan, petani bisa panen dengan memetik daun pertamanya dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk bisa dirajang.

"Setelah satu minggu baru kita bisa memetik daun selanjutnya," tutur Sul.

Proses dilanjutkan dengan menyimpan daun tembakau selam tiga hari sebelum dirajang. Setelah dirajang, didiamkan selama dua hari sebelum akhirnya dikemas dengan rapi.

"Jadi kita menghabiskan tiga hari, setelah tembakau kering," cetusnya.

Baca juga: Pj Wali Kota Bima Ingin Ekonomi Masyarakat Meningkat Melalui Pembibitan Tembakau

Daun selanjutnya akan ditunggu kembali selama satu minggu dengan jadwal yang sama. Dari proses tiga bulan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved