Berita Lombok Timur
Mengintip Proses Produksi Petani Tembakau Rajang di Lombok Timur
Petani tembakau rajang (tembakau gecok) di Lombok Timur sudah memasuki massa panen.
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan TribunLombok.com Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Petani tembakau rajang (tembakau gecok) di Lombok Timur sudah memasuki massa panen.
Tembakau rajangan sendiri memiliki produksi yang panjang. Dimulai di bulan April, setelah lebaran Idul Fitri, para petani mulai menanam tembakau, dari memencar jerami dengan rata di tengah sawah.
Setelah itu, petani membuat lubang tempat menanam tembakau dan tak lupa diberikan pupuk sebelum tembakau ditanam.
Selama dua bulan petani tembakau merawatnya dengan baik agar tembakau hidup dengan baik, lewat berbagai cara seperti membersihkan rumput liar di dekatnya dan menyirami dengan air dicampur dengan pupuk.
Baca juga: Profil Yeyen Safitri, Anggota DPRD Lombok Timur Termuda yang Peduli Terhadap Petani Tembakau
Setelah dua bulan, petani tembakau mulai memanennya dengan proses yang lama.
Rusdin, salah seorang petani asal Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur ditemui saat merajang tembakau di rumahnya, menceritakan proses penanaman tembakau bisa memakan biaya yang cukup besar.
"Biaya sekitar Rp15 juta yang habis, dari awal penanaman sampai bisa dipetik," tuturnya pada (15/6/2024).
Total yang digarap Rusdin diperkirakan seluas 1 hektar dengan tempat yang berbeda-beda.
"Tempat saya nanam tembakau bukan satu tempat, tapi tempatnya beda-beda," terang Rusdin
Terpisah, Sul petani tembakau lainnya juga mengakui, produksi tembakau rajang panjang. Setelah dirawat dua bulan, petani bisa panen dengan memetik daun pertamanya dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk bisa dirajang.
"Setelah satu minggu baru kita bisa memetik daun selanjutnya," tutur Sul.
Proses dilanjutkan dengan menyimpan daun tembakau selam tiga hari sebelum dirajang. Setelah dirajang, didiamkan selama dua hari sebelum akhirnya dikemas dengan rapi.
"Jadi kita menghabiskan tiga hari, setelah tembakau kering," cetusnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Bima Ingin Ekonomi Masyarakat Meningkat Melalui Pembibitan Tembakau
Daun selanjutnya akan ditunggu kembali selama satu minggu dengan jadwal yang sama. Dari proses tiga bulan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Wali Murid Khawatir Plafon Ruang Kelas SDN 3 Masbagik Timur Roboh |
![]() |
---|
Bupati Lombok Timur Jembatani Kepentingan Petani dengan Pengusaha Tembakau |
![]() |
---|
Plafon Nyaris Roboh, Siswa SDN 3 Masbagik Timur Tetap Belajar di Dalam Kelas |
![]() |
---|
Pemda Lombok Timur Tertibkan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan Sistem Digital |
![]() |
---|
Oknum Kadus di Suralaga Diduga Rudapaksa Siswi SMA hingga 5 Kali, Korban Alami Trauma Berat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.