Berita Lombok Tengah

6 Fakta Upaya Pencarian Dokter Wisnu dengan Penyelaman: Ditemukan Palung, Drone Bawah Laut Mati

Pencarian selama Dokter Muda RSUD Praya Lombok Tengah Lalu Wisnu Aditiya dilakukan selama 11 hari

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Kolase Dokter Wisnu (kiri) dan drone bawah laut Direktorat Polairud Polda NTB yang digunakan untuk pencarian di Perairan Gili Gansing, Lombok Tengah, Minggu (28/4/2024). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Direktorat Polairud Polda NTB bersama Polairud Polres Lombok Tengah melakukan pencarian selama Dokter Muda RSUD Praya Lombok Tengah Lalu Wisnu Aditiya hingga Minggu (28/4/2024).

Kasat Polairud Polres Lombok Tengah AKP Turmuzi menjelaskan, dilakukan penghentian sementara pada hari ke-12 ini.

"Kemarin itu hari ke-11. Jadi kita cooling down dulu. Sesuai SOP kan sebenarnya sampai tujuh hari. Jadi kita hentikan sementara sambil kita memantau situasi perkembangan baru kita bergerak," jelas Turmuzi kepada Tribun Lombok, Minggu (28/4/2024).

Lalu seperti apa saja upaya pencariannya? simak selengkapnya seperti dihimpun TribunLombok.com.

1. Pakai Drone Canggih

Turmuzi mengatakan empat anggota tim penyelam Polairud menurunkan dua drone bawah laut yaitu Remotely Operated Vehicle (ROV) yang menembus hingga 44 meter di Pantai Gili Gansing.

Baca juga: Dokter Wisnu Belum Ditemukan hingga Hari ke-12, Keluarga di Lombok Lakukan Pencarian Sendiri

Dia menjelaskan, untuk satu drone air bisa mencapai kedalaman hingga 300 meter.

Namun kondisi arus bawah air laut Gili Gansing tidak memungkinkan sehingga akhirnya hanya mampu mencapai kedalaman 44 meter.

"Kemarin kita sampai kedalaman 44 meter tetapi tidak membuahkan hasil. Kita cari selama dua hari penuh (26-27 April).

"Kalau dari awal sejak tanggal 17 April Polairud Polres Lombok Tengah bersama-sama rekan Basarnas tetap sih kita melakukan pencarian juga," jelas Turmuzi.

"Kemarin itu (27 April) dua-duanya drone air diturunkan. Kenapa kita menggunakan drone supaya tidak sia-sia kita melakukan penyelaman.

Baca juga: Tim SAR Resmi Hentikan Pencarian Dokter Muda asal Lombok Tengah yang Hilang saat Memancing

"Jadi kalau sudah kelihatan menggunakan drone bawah laut baru kita nyelam sehingga tidak sia-sia pelaksanaan nyelam. Begitu maksudnya," sambung Turmuzi.

Turmuzi menjelaskan, penggunaan drone bawah laut terlebih dahulu supaya kalau sudah terdeteksi maka baru diadakan penyelaman.

"Jika kemudian melakukan penyelaman, maka ketika langsung mencari-cari dibawah akan menyulitkan tim penyelam profesional karena adanya gelombang dan adanya arus yang besar di bawah laut," tegas AKP Turmuzi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved