Warga Blokade Jalan Bypass Mandalika
Warga Ancam Golput, Polres Lombok Tengah dan Pemdes Segala Anyar Pastikan Pemilu Tetap Berjalan
Polres Lombok Tengah dan Pemerintah Desa Segala Anyar memastikan proses pemilihan umum (Pemilu) di Polres Lombok Tengah tetap berjalan.
Penulis: Sinto | Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Polres Lombok Tengah dan Pemerintah Desa Segala Anyar memastikan proses pemilihan umum (Pemilu) di Polres Lombok Tengah tetap berjalan.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat jangan sampai masalah yang ditangani dan butuh waktu ini menghilangkan hak pilihnya yang berdampak pada nasib negara.
"Kasus ini (Penusukan Amaq Alus) sudah jadi LP dan sudah kita lakukan proses gelar perkara di Polda. Sudah diketahui Kapolda sehingga ndak akan mungkin kita skip," terang Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat saat dikonfirmasi Tribun Lombok di Praya, Minggu (4/2/2024).
Dikatakan Iwan, pihaknya sangat membutuhkan waktu karena ada ketiadaan saksi-saksi.
Baca juga: Tangis Istri Warga Desa Segala Anyar Korban Penusukan, Dua Bulan Menanti Pelaku Ditangkap
Meskipun mengalami kendala saksi, pihak Polres Lombok Tengah memastikan bakal terus berjuang menyelesaikan kasus ini hingga ke pengadilan.
Menurutnya, ada beberapa pihak yang mau mendeklarasikan hal ini untuk kepentingannya sehingga masyarakat diminta jangan mau ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Inikan kita mendukung negara kita Republik Indonesia. Kita harus tetap menggunakan hak pilih demi untuk negara kita sendiri," pungkas AKBP Iwan Hidayat.
Kata Kades Segala Anyar

Sementara itu, kepala Desa Segala Anyar Ahmad Zaini mengungkapkan, pemilu merupakan agenda negara sehingga pemilu akan tetap diselenggarakan.
"Tetap karena di sana ada KPPS dan PTPS yang punya kewajiban untuk mengundang warga kita (Desa Segala Anyar) untuk hadir di sana," beber Ahmad Zaini.
Dikatakan Ahmad Zaini, soal persoalan tidak hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) dan tidak memenuhi undangan merupakan sikap personal.
Baginya, yang paling terpenting adalah tidak ada intimidasi dan tidak ada menghalangi masyarakat Desa Segala Anyar untuk datang ke TPS.
"Jadi semua petugas dari KPPS dan PTPS semua menjalankan tugasnya. Kalau permasalahan mereka tidak datang merupakan urusan personal," sebut Ahmad Zaini.
Sebelumnya, massa aksi unjuk rasa mengaku telah tidak akan mengikuti proses demokrasi alias golput pada pemilihan umum (Pemilu) pada tanggal 14 Februari mendatang.
Golput akan dilakukan jika Polres Lombok Tengah tidak segera menangkap pelaku pembunuhan Amaq Alus alias Lapur yang diduga dibunuh Warga Ketare.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.