Tradisi Bau Nyale di Lombok

Tokoh Adat Sasak Ungkap Penyebab Nyale Tidak Muncul: Ulah Manusia Hingga Waktu Penangkapan

Kemunculan Nyale banyak atau sedikit bukan lagi mengenai tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak untuk Bau Nyale

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
DOK ISTIMEWA
Penampakan nyale di Pantai Kuta Lombok Tengah, ditaruh dalam wadah ember oleh warga. Kemunculan Nyale banyak atau sedikit bukan lagi mengenai tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak untuk Bau Nyale. 

Lalu Agus mengajak masyarakat untuk mempertahankan tradisi bau Nyale sesuai dengan Adat Nyale.

Tradisi Bau Nyale salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Lombok Tengah sejak ratusan tahun silam. Awal mula tradisi ini tidak ada yang mengetahui secara pasti.

Namun berdasarkan isi babad Sasak yang dipercaya masyarakat, tradisi ini berlangsung sejak sebelum 16 abad silam.

Tradisi ini dilangsungkan setiap tanggal 20 bulan 10 menurut perhitungan penanggalan tradisional Sasak atau sekitar bulan Februari bertempat di Pantai Seger, Kuta, Lombok Tengah.

Prosesi Tradisi Bau Nyale diawali dengan diadakannya sangkep wariga, yaitu pertemuan para tokoh adat untuk menentukan hari baik (tanggal 20 bulan 10 penanggalan sasak) mengenai kapan saat Nyale ini keluar.

Dilanjutkan dengan mepaosan, yaitu pembacaan lontar yang dilakukan oleh para mamik (tokoh adat) sehari sebelum pelaksanaan Tradisi Bau Nyale, bertempat di bangunan tradisional dengan tiang empat yang disebut dengan Bale Saka Pat.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved