Tradisi Bau Nyale di Lombok

BREAKING NEWS: Acara Bau Nyale di Lombok Tengah Digelar pada 29 Februari - 1 Maret 2024

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah menyelenggarakan acara sangkep Warige penentuan Bau Nyale di Kampung Adat Sasak Ende, Desa Sengkol.

|
Penulis: Sinto | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Acara sangkep Warige penentuan bau Nyale di Kampung Adat Sasak Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Minggu (14/1/2024). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Dinas Pariwisata Lombok Tengah menyelenggarakan acara Sangkep Warige penentuan Bau Nyale di Kampung Adat Sasak Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Minggu (14/1/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah, para tokoh budayawan, pejabat setempat dan warga Desa Adat Sasak Ende.

Para tokoh adat itu berasal dari kalangan pegiat budaya, penghayat budaya, tetua adat, dan pemangku adat.

Berdasarkan hasil sangkep madya dan utama, waktu Bau Nyale jatuh tanggal 20 bulan 10, yaitu tanggal 20 bulan roah atau dalam istilahnya adalah Bulan Sya’ban 1445 H, tepatnya pada tanggal 29 Februari masuk tanggal 1 Maret tahun 2024.

Baca juga: Ini Catatan Penting Pengamat Pariwisata Indonesia Soal Event Bau Nyale 2023

Pembina Rowot Rontal Lalu Agus Pathurrahman Lalu Agus Fathurahman mengatakan, bukan hanya legenda, namun Bau Nyale ini memiliki kaitan dengan ilmu perbintangan atau ilmu penanggalan.

"Yang dikatakan oleh Puteri Mandalika kepada para pangeran yang melamarnya. Datanglah pada pada tanggal 20 bulan 10. Ini kemudian yang menjadi patokan kita," jelas Lalu Agus

Dikatakannya, tanggal 20 bulan 10 dihitung bukan dari Januari, tapi dari kembalinya bintang rowot kepada aslinya atau tetapnya.

Dalam perhitungan astronomi berada pada 66 derajat per kisaran tersebut.

Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, Upacara Sangkep Warige diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran.

Kemudian, dilanjutkan dengan doa puji mulia oleh Kiyai Nurun Sami dan tembang pembuka oleh Bape Budiman.

Setelah itu, masuk ke acara inti, yakni pemaparan tentang perjalanan waktu berdasarkan kajian bintang tenggale yang disampaikan oleh Lalu Agus Fathurahman

Kajian astronomi tradisional itu selalu mengikuti garis khatulistiwa dan gejala-gejala alam di Pujut.

Baca juga: Kapan Bau Nyale 2024 Digelar? Ini Penjelasan Dispar Lombok Tengah

Kebenaran dari kajian itu, selanjutnya didaulat dan ditegaskan oleh para pemangku adat. Lalu, forum musyawarah Sangkep Warige akan menyepakati tanggal tersebut sebagai hari dan tanggal tumpahnya Bau Nyale 2024.

Bagi Masyarakat Adat Sasak, Sangkep Warige adalah pertemuan yang dilakukan untuk menentukan hari dan tanggal penyelenggaraan ritual Bau Nyale dengan mengaitkan semua kejadian alam berdasarkan ilmu astronomi tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Adat Sasak.

Nyale merupakan sejenis cacing laut yang menurut masyarakat Adat Sasak, perwujudan dari seorang putri yang adil dan bijaksana yang bernama Putri Mandalike.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved