Tradisi Bau Nyale di Lombok
Tokoh Adat Sasak Ungkap Penyebab Nyale Tidak Muncul: Ulah Manusia Hingga Waktu Penangkapan
Kemunculan Nyale banyak atau sedikit bukan lagi mengenai tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak untuk Bau Nyale
Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Tokoh Adat Sasak Lalu Agus Fathurahman mengungkap alasan Nyale atau cacing laut yang kadang-kadang tidak muncul sesuai dengan tanggal yang ditentukan di Sangkep Warige.
Pembina Rowot Rontal ini menjelaskan, kemunculan Nyale banyak atau sedikit bukan lagi mengenai tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak untuk Bau Nyale.
Menurut Lalu Agus, setidaknya terdapat tiga penyebab kadang-kadang Nyale tidak muncul atau munculnya sedikit.
1. Ulah Manusia
"Banyak faktor yang menyebabkan tapi semuanya itu disebabkan oleh manusia Sasak sendiri. Ya kalau kita ingin memelihara Puteri Mandalika ini mari kita pelihara Adat tradisi kita," jelas Lalu Agus dalam acara sangkep Warige di Kampung Adat Sasak Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Minggu (14/1/2024).
Baca juga: Bagaimana Cara Menentukan Tanggal Bau Nyale Menurut Perhitungan Adat Sasak?
2. Tradisi
Lalu Agus menjelaskan, memelihara adat tradisi berarti memelihara alam yaitu laut.
Kalau alam rusak maka terjadi erosi sehingga banyak air tawar masuk ke lautan.
Hal ini dapat menyebabkan kondisi berubahnya air laut yang dapat menyebabkan Nyalenya pergi.
Lalu Agus menyebutkan, tradisi dan adat Sasak Lombok harus dipelihara.
Menurutnya, Puteri Mandalika seringkali disambut dengan sesuatu yang asing sehingga Nyale pergi.
3. Belum Waktunya Muncul Sudah Ditangkap
Lalu Agus membeberkan, Nyale kaget karena belum waktunya keluar, masyarakat sudah memburunya.
"Belum waktunya sudah disenter, sudah disorok sehingga habis kabur hilang kembali. Banyak aspek yang kemudian menyebabkan Nyale kita tidak muncul," imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.