Menag Gus Yaqut Berharap Agama Tidak Dijadikan Lelucon Politik

Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qaumas berharap agar isu-isu soal agama tidak dimainkan saat momentum politik seperti saat ini.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Menteri Agama RI Yakut Cholil Qaumas saat ditemui di Taman Sangkareang Mataram, Selasa (26/12/2023). Ia meminta tidak menggunakan agama sebagai lelucon dalam politik. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Persoalan agama sering sekali dijadikan guyonan menjelang puncak perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas berharap agar isu-isu soal agama tidak dimainkan saat momentum politik.

Hal ini dapat memecah belah persatuan dan kesatuan antar umat beragama di Indonesia. Selain itu pria yang akrab disapa Gus Yaqut mengatakan, jika bukan dalam situasi politik seperti saat ini, maka guyonan tentang agama menjadi hal yang biasa.

Baca juga: Kanwil Kemenag NTB Kukuhkan 2.302 Relawan Moderasi Beragama Jelang Pemilu 2024

"Kira-kira bisa dihindari, jangan pakai agama, tetapi itu kadang-kadang akan ramai jika bertemu momentum politik," kata Gus Yaqut saat ditemui di Mataram, Selasa (26/12/2023).

Dalam lawatannya ke Nusa Tenggara Barat (NTB) itu juga, Gus Yaqut yang didampingi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB H Zamroni Aziz melantik 2.302 relawan moderasi beragama.

Relawan tersebut diharapkan nantinya yang akan membantu pemerintah daerah bersama TNI/Polri, untuk menjaga kondusifitas wilayah masing-masing.

Para relawan tersebut oleh Gus Yaqut diingatkan, untuk menerapkan nilai nilai moderasi beragama, sehingga tidak terlalu ekstrim dan liberal dalam beragama.

"Kondisi ini tidak mudah, karena ada sekelompok orang yang mengklaim kelompoknya paling benar," kata Gus Yaqut.

Baca juga: Soal Pengungsi Rohingya, Sekjen Kemenag: Ditolak karena Kedaulatan yang Harus Dijaga

Bahkan Gus Yaqut meminta kepada para politisi, untuk berhenti menggunakan istilah istilah agama sebagai lelucon dalam politik.

Sebelumnya, publik dibuat ramai oleh lelucon yang dikeluarkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, yang menyinggung gerakan tahiyat dan pengucapan amin setelah Al-Fatihah.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved