Berita Lombok Timur

Dispar Lombok Timur Lelang Objek Wisata, Konservasi Penyu di Pantai SLL Labuhan Haji Terancam

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur membuka peluang kepada para pelaku usaha untuk mengambil alih objek wisata milik pemerintah di beberapa titik.

TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika
Keindahan Wisata Pantai Sunrise Land Lombok di Labuhan Haji yang menjadi konservasi penyu yangi terancam karena objek wisata ini dilelang oleh Dispar Lombok Timur. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Dinas Pariwisata membuka peluang kepada para pelaku usaha khususnya dalam bidang pengelolaan destinasi wisata untuk mengambil alih objek wisata milik pemerintah di beberapa titik.

Lelang ini sesuai dengan surat pengumuman pelelangan Nomor: 806/301 /PAR/2023 untuk tahun anggaran 2024.

Objek dimaksud antara lain, Taman Wisata Labuhan Haji termasuk diantaranya wisata konservasi penyu Sunrise Land Lombok (SLL); Pesanggarahan Timbanuh; Pesanggrahan Puri Rinjani; dan Pantai Kerakat. Deretan wisata ini akan dilelang dimulai dari tanggal 19 sampai dengan 26 Desember 2023.

Melihat itu, Direktur Sunrise Land Lombok, Qori' Bayyinaturrosi menyayangkan apa yang dilakukan pihak Dispar Lombok Timur khusus untuk pelelangan SLL.

Baca juga: Investor Swedia PT ESL Memulai Pembangunan Kawasan Wisata Tanjung Ringgit Lombok Timur

Sedang selama ini, pihaknya telah bekerja seoptimal mungkin dan membuat daerah labuhan haji di sekitaran SLL berkembang dan mendapatkan segelintir prestasi.

"Kita mau bilang apa, padahal kan sudah berkembang nih jauh sekali ini kan maksudnya kenapa kok bisa dilelang sama Dispar itu," ucap pria yang akrab disapa Qori' itu menjawab TribunLombok.com, Rabu (20/12/2023).

Dia mempertanyakan keseriusan Kadispar Widayat dalam mengembangkan destinasi wisata di daerah.

"Larinya, apalagi yang perlu kita buktikan. Apakah Dispar mengatakan memang selama ini SLL tidak ada progres atau apa? Atau bagaimana?" tanyanya.

Ditegaskannya, padahal saat ini SLL dinobatkan sebagau destinasi wisata yang paling progresif se-NTB yang basisnya minim modal.

Selain itu kata dia, yang dikhawatirkan soal keberlanjutan SLL yang juga telah dinobatkan sebagai wisata konservasi penyu.

Bahkan, untuk konservasi sendiri SLL sudah mendapatkan penghargaan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Selebihnya, SLL juga diresmikan secara langsung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Selain itu, SLL juga telah mendapatkan penghargaan dari Bupati Lombok Timur sendiri itu dari segi manajemen pengelolaan terbaik di Lombok Timur.

"Tapi kok bisa bisa dilelang begitu, kan ini berarti indikasinya bahwa pengembangan wisata kita itu tidak berbasis pada pencapaian tetapi uang dan uang, kalau begitu hancur wisata Lombok Timur ini," tutupnya.

Baca juga: Wisata Gili Kapal Lombok Timur, Sepetak Surga yang Timbul Tenggelam

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved