Peringati Satu Tahun Piagam Gumi Sasak, Majelis Adat Sasak Dorong Pemda Bangun Sekolah Budaya

Ditekankan Sajim Sastrawan, pemerintah daerah harus menanamkan nilai kearifan lokal di tengah masyarakat, agar Suku Sasak tidak kehilangan identitas.

Penulis: Laelatunniam | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/LAELATUNNI'AM
Pengerakse Majelis Adat Sasak H Lalu Sajim Sastrawan 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK. COM, MATARAM - Majelis Adat Sasak (MAS) menggelar peringatan Piagam Gumi Sasak bertajuk "Karye Agung Peringatan Piagam Gumi Sasak Mempererat Persaudaraan Kultural Kesasakan Menuju Lombok Mirah Sasak Adi" di kantor gubernur NTB, Minggu (17/12/2023).

Pengerakse Majelis Adat Sasak H Lalu Sajim Sastrawan mengatakan, acara peringatan Gumi Sasak ini merupakan rangkaian dari perayaan HUT ke-65 NTB.

Ditekankan Sajim Sastrawan, pemerintah daerah saat ini harus menanamkan nilai-nilai kearifan lokal di tengah masyarakat, sehingga masyarakat Sasak tidak kehilangan identitasnya.

Terlebih saat ini ada undang-undang 20 tahun 2022 dan mulai berlaku tanggal 3 Agustus 2022.

Baca juga: Chord dan Lirik Lagu Sasak Wah Kedung Betian, Dung Dung Uwah Kedung Betian

Isinya undang-undang tersebut mengharuskan pemda memberikan semangat kepada masyarakat NTB dan seluruh komponen bangsa untuk membangun NTB berkelanjutan, dengan basis sosio kultural.

"Artinya adat dan budaya itu diberikan ruang yang sangat luas untuk membangun daerah, termasuk tugas kepala daerah bagaimana memberikan gaung dan gema yang besar kepada masyarakat NTB," terang Miq Sajim.

Memperkuat identitas Sasak mulai digaungkan Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi dengan program 'Jumat Belondong'.

Jumat Belondong merupakan program mengenakan kain adat Sasak di pemerintahan dan dunia pendidikan.

"Ini adalah aktualisasi dari pelaksanaan undang-undang itu dimana hal-hal yang sangat strategis itu harus sampai kepada masyarakat," sambungnya.

Menurutnya, hal-hal yang semacam ini harus digemakan.

Selain itu, melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh adat dan masyarakat perlu menjadi perhatian, sehingga pembangunan NTB berbasis sosial kultural dapat terwujud.

Pria yang akrab disapa Miq Sajim ini berharap pemerintah daerah membangun sekolah-sekolah budaya di NTB atau pengajaran muatan lokal berbasis budaya.

Bercermin di dengan Pulau Jawa, di sana budaya sangat hidup karena ada sekolah-sekolah budaya yang dikelola dengan paripurna, sehingga kearifan lokal dan budaya sangat terasa.

"Tidak ada satu pun jurusan nilai budaya di NTB, mudah-mudahan ke depan bisa terbangun sekolah-sekolah budaya," harapnya.

Sementara itu, sesepuh adat Sasak H Lalu Srinata dalam pertemuan itu juga menyampaikan, nilai budaya Sasak harus benar-benar ditanamkan di tengah anak muda saat ini.

Sebab nilai budaya dan identitas Suku Sasak anak muda saat ini sudah mulai luntur, adat menghormati, aset bahasa Sasak pun mulai terlupakan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved