Asisten II Setda NTB Sebut Jadi Petani Lebih Menjanjikan daripada PNS

Jumlah petani milenial di NTB sebanyak 225.483 orang atau 30,37 persen ari total petani keseluruhan 742.343 orang.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Lahan persawahan di wilayah Monjok Kota Mataram yang siap ditanami padi. Jumlah petani milenial di NTB sebanyak 225.483 orang atau 30,37 persen ari total petani keseluruhan 742.343 orang. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sektor pertanian di Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap menjadi unggulan perekonomian meski lahan mengalami penyusutan akibat alih fungsi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB 2022, jumlah petani milenial di NTB sebanyak 225.483 orang atau 30,37 persen dari total petani keseluruhan 742.343 orang.

Mereka yang termasuk petani milenial berdasarkan klasifikasi umur yakni, berusia 19 sampai 39 tahun, baik menggunakan peralatan modern maupun peralatan tradisional.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB Fathul Gani mengatakan, kehadiran petani milenial menjadi warna baru.

Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distambun) NTB itu membandingkan pekerjaan sebagai petani dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Baca juga: Dinas Pertanian Lombok Timur Wanti-wanti Petani agar Mulai Beralih dari Tanam Cabai ke Padi

"Di situasi seperti ini jangan bercita-cita jadi PNS, bercita-cita lah jadi wirausaha, jadi petani milenial," kata Gani saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Rabu (6/12/2023).

Alasannya, menjadi petani lebih fleksibel dibandingkan PNS.

Misalnya dalam hal waktu bekerja.

Meskipun begitu dia tidak menyinggung soal perbandingan penghasilan antara PNS dengan petani.

"Saya tidak tahu, pokoknya petani itu lebih menjanjikan," kata Gani.

Baca juga: DLHK NTB Ingatkan Petani Tak Menanam Jagung di Kawasan Hutan saat Musim Hujan

Di sisi lain, petani di NTB mengalami tantangan lahan yang semakin menyempit serta pupuk yang masih mahal.

"Mau tidak mau subsidi itu harus dipermudah, harus diperbanyak, harus diperluas dan jangkauannya jauh lebih luas," harapnya.

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, Gani menyebut Pemprov NTB mendapatkan subsidi pupuk kurang dari 50 persen.

Harapannya bisa naik jadi 75 persen pada tahun 2024 karena NTB menjadi penunjang daerah lain di sektor pertanian.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved