Pilpres 2024
Kampanye Gemoy Ala Prabowo, Bawaslu Lombok Timur: Tidak Dilarang PKPU
Ketua Bawaslu Lombok Timur, Suadi Mahsun mengatakan, kampanye gemoy dan jogetan ala Prabowo tidak masuk ranah pelanggaran.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Istilah "gemoy" kini populer sebagai jargon kampanye Pilpres 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Bawaslu Lombok Timur, Suadi Mahsun mengatakan, kampanye gemoy dan jogetan ala Prabowo tidak masuk ranah pelanggaran.
"Yang dilarang itu kan simbolnya saja tapi bahasa gemoy itu kan bahasa anak muda, itu yang belum kita temukan prlanggarannya di PKPU," ucapnya, menjawab TribunLombok.com, Selasa (5/12/2023).
Selama belum ada larangan yang mengatur tentang itu , kata dia, semua boleh menggunakannya, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) sekalipun.
Baca juga: Sekjen Gerindra Ahmad Muzani Balas Kritik Ganjar Soal Politik Gemoy Prabowo-Gibran
Meski demikian, dia mewanti-wanti para ASN untuk tidak melakukan joget maupun menggunakan istilah gemoy karena kini sudah diasosiasikan dengan Capres tertentu.
"Yang jelas kalau ada ASN menggunakan istilah gemoy itu mungkin kita telusuri apa maksudnya, apakah itu soal sikap menyatakan dukungan atau gimana," ungkapnya.
Dia mengakui istilah gemoy saat ini sudah banyak yang menggunakannya.
Jogetan gemoy pun viral di media sosial, baik itu Instagram, Tiktok, Facebook, X, maupun Youtube.
Baca juga: Peta Pilpres 2024 di NTB Versi Ali BD, Potensi Suara Pemilih Prabowo Pindah ke Anies atau Ganjar
Penjelasan Sekjen Gerindra
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menjelaskan soal istilah gemoy yang dipakai dalam kampanye Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Menurutnya, gemoy merupakan ekspresi dalam demokrasi. Muzani menampik anggapan minim substansi.
"Gemoy adalah upaya kreativitas untuk mengemas sesuatu yang berat jadi ringan," ucapnya dalam pengarahan Tim Kampanye Digital Prabowo-Gibran NTB di Mataram, Jumat (1/12/2023) petang.
Wakil Ketua MPR ini menyebut kampanye gemoy sebagai respons terhadap tuntutan anak muda mengenai cara berpolitik yang riang gembira.
Baca juga: Gerindra Kumpulkan Para Caleg di Mataram, Diminta Turun Menangkan Prabowo-Gibran
Muzani menilai gemoy sebagai kontranarasi negatif terhadap Prabowo-Gibran.
"Gemoy tidak mengurangi substansi. Jangan anggap mengurangi esensi demokrasi, tegas Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPR RI ini.
"Gagasan soal pesantren, santri, isu perempuan itu dikemas dalam narasi yang rileks dan bahagia. Itu lah gemoy," urainya.
(*)
Ganjar Pranowo Ogah Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Piih Jadi Oposisi |
![]() |
---|
Sandiaga Uno Ogah Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Alasan MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, Din Syamsuddin Sebut Ini Bukan Kiamat |
![]() |
---|
Alasan MK Tolak Gugatan Pilpres 2024 Anies-Muhaimin Soal Pencalonan Gibran Hingga Bansos Jokowi |
![]() |
---|
KPU Lombok Timur Terima Gugatan PHPU TPN Ganjar-Mahfud di 6 TPS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.