Wayan Karioka Tanggapi Kisruh Organisasi Pariwisata di Lombok Soal Pengelolaan Mandalika
ITDC dan organisasi pariwisata dapat menjalin kerja sama dalam memajukan pariwisata NTB
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Sejumlah asosiasi pariwisata menolak kehadiran PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Asosiasi pariwisata seperti ASITA, ASTINDO, PHRI dan ASPPI, menilai ITDC gagal mengelola KEK Mandalika dalam dua tahun terakhir.
Managing Director ITDC Mandalika 2019-2020, I Wayan Karioka menilai sangat tidak elok jika kalimat bernada mengusir dilontarkan.
Padahal semestinya ITDC dan asosiasi pariwisata dapat menjalin kerja sama dalam memajukan pariwisata NTB.
“Kalau mengusir-usir itu posisinya seperti orang yang punya otoritas. Padahal mestinya kita partnership, saling mengisi. Apa sih kekurangan ITDC, apa yang kita punya, itu namanya partnership,” kata Waka sapaan akrab Wayan Karioka, Sabtu (2/12/2023).
Baca juga: ITDC Klaim Dampak MotoGP untuk Ekonomi Nasional Capai Rp 4,5 Triliun
Apalagi, kata Caleg DPR RI Dapil NTB II ini, pariwisata memiliki terminologi keramahtamahan.
Mengusir bukan menjadi terminologi pariwisata.
“Apalagi di dunia pariwisata terminologi keramahtamahan, servis yang baik itu perlu dijaga. Usir mengusir bukan terminologi di pariwisata. Mestinya posisi kita saling mengisi,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan asosiasi pariwisata yang menyebut kunjungan wisatawan belum signifikan di Lombok, Waka berpendapat angka wisatawan dapat dilihat melalui event yang digelar oleh ITDC sebagai trigger pariwisata Lombok.
“Itu bisa dibaca dari event-event yang sudah dilaksanakan, jadi walaupun dari rencana memang dua event besar kan ITDC sudah menggelar event-event lain, ada Porsche, banyak yang sudah dilaksanakan dalam mengoptimalkan potensi infrastruktur yang sudah ada,” ujar dia.
• Gaet Investor ke KEK Mandalika, ITDC Tawarkan Manfaat Fiskal dan Non Fiskal, Apa Saja?
Sementara, pendapat asosiasi yang mengatakan penyerapan tenaga kerja lokal baru di angka 10 persen, Waka menepisnya.
Dia mengatakan saat bertugas di ITDC, penyerapan tenaga kerja lokal sudah 40 persen. Berdasarkan keterangan ITDC, sudah 45 persen.
“Pada saat saya di situ sudah 40 persen. Sekarang 45 persen. Bisa dicek di sana,” ujarnya.
Meski demikian, Karioka mengatakan bisa jadi cakupan kerja turun yang berimbas pada kuantitas penyerapan tenaga kerja.
Namun itu bersifat dinamis dan bisa kembali ramai saat ada event.
Fornas di NTB: Daya Tarik Wisata Hingga Kalkulasi Ekonomi Sang Gubernur |
![]() |
---|
Cerita Mandalika Racing Series: Berawal dari Balapan ATC yang Batal, Kini Bawa Pembalap ke Italia |
![]() |
---|
200 Penari Kolosal Asal NTB Akan Meriahkan HUT RI ke-80 di Jakarta |
![]() |
---|
Mengenal Kurash, Bela Diri Asal Uzbekistan yang Akan Dipertandingkan di NTB 2025 |
![]() |
---|
Jadi 'Anak Tiri' Dewan Soroti Minimnya Fasilitas Keselamatan Jalan Provinsi NTB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.