LPA Kota Bima Cemaskan Keselamatan Nyawa Joki Anak di Arena Pacuan Kuda
Ketua LPA Kota Bima Juhriati mengatakan, sangat berbahaya jika joki anak dinaikkan ke punggung kuda liar. Tidak ada yang menjamin keselamatan mereka.
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Sirtupillaili
Laporan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Bima Juhriati mengkhawtirkan nasib joki cilik di lintas pacuan kuda.
Ia menilai, seorang joki cilik sangat berisiko jatuh atau mengalami kecelakaan, bahkan sampai kehilangan nyawanya.
Ketua LPA Kota Bima Juhriati mengatakan, sangat berbahaya jika joki anak dinaikkan ke punggung kuda liar. Tidak ada yang menjamin keselamatan mereka.
Sebelum turun ke arena balapan, binatang ini diinjeksi cairan untuk memacu adrenalin atau nyali berlari.
“Ini berisiko kecelakaan atau kehilangan nyawa,” tegas Juhriati kepada TribunLombok.com, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: Koalisi Stop Joki Anak Minta Lomba Pacuan Kuda Wali Kota Bima Cup Dibatalkan
Ia juga menegaskan, sesuia dengan Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, setia orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara ekonomi, dan atau seksual terhadap anak.
“Mereka duduk manis di tribun (orang dewasa) bersorak-sorai dan tepuk tangan,” katanya.
Ia menilai, ada ketidakpekaan atau kegagalan orang dewasa memaknai arti budaya dalam ruang kemanusiaan.
“Nyawa sang Joki digadaikan diatas punggung kuda pacu,” tegasnya.
Sementara itu, Koalisi Stop Joki Anak menyayangkan ada insiden terjatuhnya dua joki cilik saat berpacu di gelanggang olahraga Sambinae Kota Bima.
Pikhaknya pun meminta Polda NTB menghentikan event pacuan kuda tradisional Wali Kota Bima Cup 2023.
Koalisi Stop Joki Anak Yan Mangandar Putra mengaku kecewa Polda NTB yang mengeluarkan izin event pacuan kuda Bima Cup 2023.
“Kami kecewa Polda NTB menerbitkan izin pacuan kuda tradisional di Kota Bima,” keluh Yan Mangandar saat dihubungi TribunLombok.com, Rabu (22/11/2023).
Dia tegas meminta Polda NTB menghentikan event pacuan kuda tradisional Wali Kota Bima Cup 2023.
Kejadian ini juga dinilai sebagai kejadian luar biasa dan dimungkin para joki cilik akan kehilangan nyawa.
“Kami minta Polda NTB menghentikan secepat mungkin,” tegas Ketua Pusat Bantuan Hukum Mangandar (PBHM) ini.
Dia meminta pihak penyelenggara duduk bersama dengan koalisi stop joki anak dan pihak-pihak terkait.
(*)
Banyak Kasus Istri Tewas di Tangan Suami, LPA: Kesehatan Mental Jadi Persoalan |
![]() |
---|
Regulasi Tingkat Desa Dibutuhkan untuk Cegah Pernikahan Anak di Sumbawa |
![]() |
---|
LPA Sebut Upaya Pemerintah Sumbawa dalam Mencegah Pernikahan Usia Anak Belum Maksimal |
![]() |
---|
Pemprov NTB Siapkan Dapur Umum untuk Korban Banjir Mataram |
![]() |
---|
Rekonstruksi Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di Mataram, Tersangka Lempar Surat Tuduhan Pemerasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.