130 Hektare Lahan di Kawasan Gunung Rinjani Terbakar Selama 3 Hari

Sebanyak 130 hektare (Ha) lahan terbakar setelah sebelumnya dilakukan upaya pemadaman oleh BTNGR, Koramil Sembalun, Polsek Sembalun, hingga Pol PP.

Dok.TNGR
Petugas gabungan saat proses pemadaman api yang membakar lahan dan hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Jumat (3/11/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kebakaran lahan yang terjadi di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) berhasil dipadamkan pada Jumat (5/11/2023).

Sebanyak 130 hektare (Ha) lahan terbakar setelah sebelumnya dilakukan upaya pemadaman oleh BTNGR, Koramil Sembalun, Polsek Sembalun, Pol PP, Pos KPH MMP Sembalun dan juga MPA Sembalun.

Kepada TribunLombok.com, Kepala Resort TNGR Sembalun Taufikurrahman mengatakan, berdasarkan pemantauan menggunakan aplikasi SIPongi (sistim monitoring karhutla) Kementerian LHK, dan pemantauan jarak jauh secara visual tidak ditemukan lagi hotspot dan fire spot.

"Berdasarkan hasil pemantauan tersebut Karhutla yang berada dalam kawasan BTNGR Wilayah Resort Sembalun dinyatakan padam," ucap Taufik menjawab TribunLombok.com, Sabtu (4/11/2023).

Sebelumnya, api diketahui mulai terlihat di gunung rinjani pada selasa (31/10/2023), sekira pukul 09.33 WITA.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Rinjani Via Sembalun Terancam Ditutup Gara-gara Kebakaran Lahan Makin Meluas

Pihak TNGR Resort Sembalun mendapat Informasi via telpon dari Kasatnit Perlindungan dan Pengamanan SPTN II, M Nor Fajrin bahwa telah tetpantau hotspot melalui aplikasi sipongi diwilayah Resort Sembalun BTNGR.

"Hingga pukul 09.35 kami mengirim 1 orang anggota untuk melakukan pengecekan di lokasi (size-up) sembari mempersiapkan tim," katanya.

Setelah mengetahuai lokasi karhut berada dalam kawasan TNGR Resort Sembalun, pihaknya langsung bergerak menuju lokasi bersama tim yang sudah disipakan.

Pada proses pemadaman hari pertama pasca laporan, 23 orang Tim Dalkarhutla mulai melakukan upaya pengendalian.

Namun terkendala beragam masalaha, akhirnya proses pemadaman api terpaksa harus dihentikan dan berlanjut di hari berikutnya yakni Rabu (1/11/2023).

Hari kedua, tercatat api sudah menyebar di 55 hektare lahan, dengan areal yang mengalami kebakaran didominasi oleh areal semak, perdu, rumput dan dedaunan kering, pohon, pohon bakbakkan, cemara gunung, saropan, dan acacia decurrens.

"Namun pada hari itu, api juga belum dapat di kendalikan sepenuhnya dan masih tersisa dua titik api di bagian ujung sebelah atas yang sebabkan laju api cukup kencang dan kondisi medan teradapat jurang dan terjal," katanya.

Hingga proses pemadaman karhut berlanjut di hari berikutnya, yakni pada Kamis (2/11/2023).

Di hari kedua, api semakin meluas hingga mencapai 95 ha, namun sejumlah titik masih belum bisa dipadamkan karena masalah medan terjal yang menjadi kendala utama.

Hingga hari ketiga, yakni pada Jumat (3/11/2023), diterjunkan 5 tim untuk memadamkan api. Diantaranya dari BTNGR 7 orang, Koramil Sembalun 2 orang, Polsek Sembalun 2 orang, MPA 7 orang, dan MMP 7 orang.

Saat itu api sudah meluas dan membakar lahan seluas 130 Ha, api itu berada pada lereng bawah yang pergerakannya ke arah perkebunan masyarakat.

Jalur pendakian dapat dipadamkan oleh tim dibantu oleh turunya hujan.

Sedangkan fire spot yang berada pada lereng bagian atas belum bisa di pastikan karena secara visual masih tertutup kabut.

Api dipastikan padam, sekira pukul 16.15 Wita.

"Setelah memastikan api betul-betul padam pada lokasi lereng yang mengarah ke lahan masyarakat dan jalur pendakian, tim kembali ke kantor Resort Sembalun untuk melakukan monitoring kondisi lokasi secara visual," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved