Pilpres 2024

Air Mata Goenawan Mohamad Tumpah Saat Ungkap Kekecewaan terhadap Jokowi

Kekecewaan itu disampaikan Goenawan di acara Rosi yang bertajuk "Rakyat Percaya Siapa: Jokowi, Ketua MK atau Gibran" di Kompas TV.

Editor: Dion DB Putra
DOK KOMPAS TV
Goenawan Mohamad berkaca-kaca saat berbicara di acara Rosi yang bertajuk Rakyat Percaya Siapa: Jokowi, Ketua MK atau Gibran di Kompas TV yang dilansir pada Jumat (3/11/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Budayawan yang juga pendiri Majalah Tempo, Goenawan Mohamad, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Presiden Jokowi yang dinilai ingin memperpanjang kekuasaannya lewat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Kekecewaan itu disampaikan Goenawan di acara Rosi yang bertajuk "Rakyat Percaya Siapa: Jokowi, Ketua MK atau Gibran" di Kompas TV.

Baca juga: Presiden Jokowi Ikut Nyanyi Bersama Siswa SMKN 3 Sukawati Lagu Slank Berjudul Ku Tak Bisa

Goenawan yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung Jokowi tersebut menitikkan air mata ketika menceritakan keresahan hatinya.

Mula-mula, pembawa acara Rosiana Silalahi menanyakan bagaimana suasana hati Goenawan saat menuliskan surat kekecewaan atas sikap Jokowi.

Goenawan menyatakan dirinya merasa sangat berat. "Ya sangat berat. Berat sekali. Bukan karena saya memuja Jokowi. Karena mengharapkan sebenarnya, Indonesia punya pemimpin yang bisa diandalkan kata- katanya," ujar Goenawan dilansir YouTube Kompas TV, Jumat (3/11/2023).

Dia lantas menceritakan bahwa Indonesia banyak sekali mengalami trauma sejak 1965 hingga setelah reformasi.

Trauma itu terjadi karena pergantian kekuasaan yang berdarah, perlawanan terhadap rezim Orde Baru, penculikan aktivis, kerusuhan rasial, hingga kekerasan terhadap minoritas.

"Itu kan banyak sekali trauma. Kan perlu suatu dasar kepercayaan bersama. Jangan lagi terulang," ungkapnya.

"Jadi ketika itu Pak Jokowi enggak bisa saya pegang lagi dan saya tidak melihat ada pemimpin lain, dan saya sampai sekarang belum lihat, saya sedih. Saya sedih lho," katanya.

Goenawan hendak melanjutkan kalimatnya. Namun, saat itu, matanya tampak berkaca-kaca. Pria 82 tahun itu mengungkapkan, sejak kecil dirinya diminta untuk menanamkan harapan terhadap Tanah Air Indonesia. Menurut dia, menjadi orang Indonesia bukan hanya sekadar nasib, melainkan juga membawa amanah bagi keselamatan bangsa.

"Bukan permintaan kita (jadi orang Indonesia). Bukan memilih, tapi juga amanah. Karena begitu di tengah (perjalanan kehidupan) kita harus membikin (bangsa) kita selamat," lanjut Goenawan sambil masih berkaca-kaca.

Tampak di sudut matanya, air mata menggenang. Goenawan pun terdiam.
Rosiana Silalahi yang melihat perubahan mimik muka Goenawan kemudian menanyakan, kenapa dirinya seolah sangat patah hati dengan Presiden Jokowi.

Dia menceritakan pengalaman dari rekannya, yakni Erry Riyana Hardjapamekas yang sempat bertemu Presiden Jokowi sebelum terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memuluskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres.

Menurut Goenawan, saat itu Erry Riyana berbicara dengan Jokowi soal uji materi terkait syarat usia Capres dan Cawapres yang sedang berjalan MK.

Saat itu, Presiden sempat menanyakan apa yang harus dia lakukan. Karena saat itu MK belum membacakan putusan, maka Erry memberi saran agar Presiden Jokowi meminta Gibran tidak usah maju sebagai Cawapres.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved