Penderita Cacar Monyet di Indonesia Didominasi Pelaku Seks Sejenis

gejala cacar monyet paling banyak berupa lesi pada kulit (ruam merah, krusta, bernanah) disertai demam

pixabay.com
ilustrasi cacar monyet. gejala cacar monyet paling banyak berupa lesi pada kulit (ruam merah, krusta, bernanah) disertai demam. 

Kemenkes juga meminta pasien melakukan isolasi dan memberikan terapi.

Rata-rata pasien diisolasi di rumah sakit dan memang pengobatannya lebih banyak ke suportif.

Pasien juga diberi obat antivirus dan antibiotik kalau gejalanya parah.

“Semua pasien saat ini dalam kondisi stabil, jadi dalam kurun waktu 1 sampai 2 minggu lesi pada kulitnya mulai hilang dan kalau kondisinya bagus pasien bisa dipulangkan,” katanya.

Dalam upaya pencegahan, Kemenkes melakukan vaksinasi. Vaksin disiapkan sejak akhir tahun lalu.

Stok vaksin saat ini baru tersedia 1000 dosis untuk jumlah sasaran 477 orang dengan pemberian 2 dosis dengan rentang 4 minggu.

Pemberian vaksin diprioritaskan pada kontak erat dengan penderita Mpox dan ODHIV.

Perwaklian Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia dr. Prasetyadi Mawardi mengatakan cafar monyet berhubungan erat dengan perilaku dan sebagian besar terjadi pada kelompok yang berisiko yaitu pada komunitas tertentu.

Baca juga: Cara Penanganan Cacar Monyet Agar Virus Tidak Menginfeksi Orang Lain

Dari 14 kasus yang terjadi keseluruhannya berkaitan dengan seksual.

“Mpox ini meskipun disebut penyakit menular tapi risiko penularannya tidak mudah. Berbeda dengan cacar air yang penularannya sangat cepat, Mpox ini relatif lambat. Ini juga tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang,” ungkapnya.

Anggota Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia dr. Robert Sinto mengungkap penelitian di luar negeri tidak semua pasien monkeypox mendapatkan antivirus.

Hanya sekelompok kecil pasien yang mendapatkan antivirus, yaitu kelompok dengan gejala berat atau pasien yang sudah datang dalam keadaan sakit parah.

“Data dari 14 orang yang sudah positif saat ini, kami pantau semuanya belum dalam keadaan membutuhkan antivirus tersebut. Vaksinasi juga bisa dilakukan sebagai pencegahan pasca pajanan.

"Jadi dalam 4 hari kalau memang ada kontak erat dengan pasien yang sudah konfirmasi Mpox maka kita bisa memberikan juga vaksinasi ini sebagai proses pencegahan,” tutur dr. Sinto.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved