RSUD Provinsi NTB Resmikan Ruang Kangguru dr Djelantik sebagai Tempat Perawatan Bayi Prematur
Ruang kangguru RSUD NTB dihajatkan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), meresmikan Ruang Kangguru Dokter Djelantik untuk pelayanan kesehatan bayi prematur dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Penanggung jawab utama NICU dr I Ketut Wirawan menjelaskan, kehadiran ruang kangguru ini diharapkan mampu mengurangi angka kematian anak akibat terlahir prematur.
"Di sini lah bayi lahir prematur itu kita stabilkan buat dia stabil yang pertama masalah nafas masalah jantung," kata Wirawan, Rabu (4/10/2023).
Angka kematian ibu dan anak akibat melahirkan prematur di NTB masih tinggi, data tahun 2020 Angka Kematian Neonatal (AKN) khusus untuk kematian anak 40 persen.
Baca juga: Dokter RSUD Provinsi NTB Luh De Puspita Dewi Luncurkan Jingle Kedua Edukasi Kesehatan Gigi Anak
Kurun waktu dua bulan terakhir terdapat dua bayi lahir berat 700 gram, setelah mendapat perawatan bisa pulang dengan berat 2.600 gram.
Sementara itu Direktur RSUD Provinsi NTB dr H Lalu Herman Mahaputra mengatakan, dengan adanya ruang kangguru ini mampu mengurangi angka kematian ibu dan bayi di NTB.
"Nantinya kita berharap kasus kasus kematian dengan bayi lahir rendah bisa dikurangi," kata Dokter Jack sapaan akrab Direktur RSUD Provinsi NTB.
Ke depan fasilitas ruang kangguru yang baru diresmikan itu, akan terus ditambah.
Hal ini untuk mendukung RSUD Provinsi sebagai rumah sakit kelas satu.
Baca juga: RSUD Provinsi NTB Gelar Pembinaan Jejaring Rumah Sakit dan Puskesmas
"Kesehatan ibu dan anak akan jadi pusat layanan rumah sakit ibu dan anak," kata Dokter Jack.
Inisiator ruang kangguru RSUD Provinsi NTB, dr Djelantik menjelaskan, penamaan ruang kangguru karena mengadopsi cara kangguru merawat anaknya yang terlahir prematur.
Perawatan bayi prematur dengan metode kangguru, dengan cara mendekap bayi tersebut sehingga suhu tubuh yang seharusnya didapat saat didalam kandungan juga bisa didapat saat sudah lahir.
"Karena kalau kurang bulan kebutuhan yang di dalam rahim harus harus terpenuhi suhu tubuhnya normal seperti itu, normal itu 36,5 derajat sampai 37,5 derajat suhu tubuhnya," kata Djelantik.
Metode dekapan ini dilakukan setelah melewati masa masa kritis.
(*)
Gubernur NTB Lalu Iqbal Jenguk Tuan Guru Bagu di RSUP NTB, Doakan Kesembuhan |
![]() |
---|
Bocah 3 Tahun Tertabrak Mobil Patroli Polisi di Huu Kabupaten Dompu Dirujuk ke RSUD Provinsi |
![]() |
---|
DPRD NTB Minta Pemprov Perbaiki Tata Kelola Keuangan RSUD dan DAK Dikbud |
![]() |
---|
Bayi Asal Bima Diduga Korban Malpraktik Akan Jalani Operasi Lanjutan Pasca Tangannya Diamputasi |
![]() |
---|
Kisah Pilu Kibo, Balita 16 Bulan Asal Bima Kehilangan Tangan Diduga Akibat Malpraktik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.