Pilpres 2024

Ganjar-Basuki Hadimuljono Akan Jadi Duet yang Tepat untuk Memimpin Indonesia

Menurutnya, kombinasi antara kekuatan politik dan teknokratik adalah kombinasi yang pas untuk memimpin Indonesia menyambut tantangan masa depan.

Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA/DOK PRIBADI
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menunjukkan kepiawaiannya bermain drum. Kini, nama Basuki mencuat untuk mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Cawapres. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Bursa Cawapres pendamping Ganjar Pranowo semakin menarik untuk disimak. Setelah dikaitkan dengan nama Sandiaga Uno, kini beberapa nama muncul dan mendekat seperti Khofifah Indar Parawansa, Ridwan Kamil, dan Mahfud MD.

Terbaru, pengamat mencuatkan nama Basuki Hadimuljono yang kini menjabat sebagai menteri PUPR. Duet Ganjar- Basuki dinilai sebagai kombinasi yang pas untuk memimpin Indonesia menyambut tantangan ke depan.

Baca juga: Hari Ini Anies dan Cak Imin Bertemu DPP PKS, Berharap PKS Tidak Keluar dari Koalisi Perubahan

Pengamat ekonomi, Harry Seldadyo berkomentar terkait bursa pasangan Cawapres tersebut.

Menurutnya, kombinasi antara kekuatan politik dan teknokratik adalah kombinasi yang pas untuk memimpin Indonesia menyambut tantangan ke depan.

“Pada tahun 2030, Indonesia akan menghadapi tiga tantangan utama. Pertama, bonus demografi. Badan Pusat Statistik memperkirakan puncak bonus demografi akan terjadi pada bentang tahun 2020-2030," ujar Harry Seldadyo, Senin (11/9).

"Kedua, puncak transformasi digital diagendakan juga terjadi pada masa yang sama, sebagaimana dicanangkan oleh Komisi Eropa melalui Europe’s Digital Decade, OECD melalui The Future berof Civic Space, dan Bank Pembangunan Asia dalam Digital Technology DirectionalGuide. Ketiga, Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat global dan akan diikuti oleh negara-negara anggota PBB mencapai tenggatnya pada tahun itu juga,” ujar Harry.

Untuk menyambut berbagai macam tantangan tersebut, Harry menilai dibutuhkan tiga syarat kepemimpinan dengan kemampuan teknokratik.

“Pertama, tentu saja, duet antara pemimpin yang berpengalaman empiri dalam pergulatan yang amat kental bersama masyarakat dengan pemimpin yang berkapasitas dan berpengalaman teknis pembangunan yang amat tinggi," katanya.

"Duet ini amat jelas bukanlah duet antara retorika kosong ataupun berapi-api dengan kompetensi ataupun pengalaman cekak. Dalam ekspresi lain, duet ini adalah kombinasi antara pemimpin yang terbukti mengenal betul denyut nadi rakyat dan tantangan masa depan dengan pemimpin yang terbukti memiliki kapasitas eksekusi teknokrasi yang jitu,” paparnya.

“Kedua, duet itu adalah metamorph antara pemimpin rakyat yang sesungguhnya yang bergandengan erat dengan sosok tangan dingin yang terbukti efektif menerjemahkan anggaran negara menjadi icon-icon mahakarya pembangunan. Pemimpin rakyat yang sesungguhnya mudah dilacak dari rekam jejaknya. Ada, nyata, dan bermakna. Sementara itu, icon-icon mahakarya juga amat gamblang terlihat dari infrastruktur pembangunan yang membentang di bumi Indonesia dari Weh sampai Merakue, dari Sangihe hingga Pulau Rote. Icon-icon ini bukan hanya nyata dirasakan kehadirannya, tetapi juga memberi dampak dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Icon-icon infrastruktur ini diorkestrasi oleh seorang dalam kompetensi teknokrasi yang amat matang dan jeli dalam menerjemahkan visi dan misi menjadi kerja nyata,” tambahnya.

“Ketiga, duet ini adalah dwitunggal kekuatan politik dan kapasitas teknokrasi dalam suatu harmoni. Duet ini ialah perpaduan penjelmaan harapan rakyat dan keberlanjutan kerja nyata,” tegasnya.

Harry menyimpulkan, ketiga syarat tersebut ada di dalam pasangan Ganjar Pranowo dan Basuki Hadimuljono.

“Tanpa mengabaikan potensi bakal-bakal calon presiden lain, Ganjar Pranowo tampaknya lebih tepat berada dalam kriteria leadership itu. Pendampingnya —di antara bakal-bakal calon wakil presiden— sesungguhnya amat logis jika diarahkan pada Mochamad Basoeki Hadimoeljono, pemuncak Kementerian PUPR saat ini. Keduanya adalah dwitunggal kekuatan politik dan kapasitas teknokrasi,” pungkasnya.

Selama ini, nama Basoeki Hadimoeljono, menteri yang hobi menggebuk drum itu memang tidak masuk dalam survei bursa Cawapres yang akan mendampingi Ganjar di Pilpres.

Namun kemungkinan PDIP akan mengambil sosok di luar yang selama ini berada di survei, terbuka lebar. Hal itu ditegaskan langsung oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan, sangat memungkinkan nama yang tak masuk bursa Cawapres jadi pendamping Ganjar.

Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya wartawan soal kemungkinan Cawapres yang digodok justru di luar nama-nama yang muncul di survei.

Hasto mencontohkan bagaimana kejadian di Pilpres 2019 lalu yang tiba-tiba memunculkan nama KH Maruf Amin sebagai Cawapresnya Jokowi.

"Secara empiris 2019 itu kan di luar persoalan elektoral, tiba-tiba kan muncul KH Maruf Amin. Sebagai suatu kemungkinan, hal itu bisa terjadi," kata Hasto di Kantor DPD PDIP Banten, Kota Serang, Banten, Minggu (10/9/2023).

Dia mengatakan, nama tokoh baru sangat memungkinan untuk muncul untuk menjadi pendamping Ganjar.

"Ya di luar nama-nama survei yang sudah beredar juga bisa muncul suatu tokoh baru. Meskipun nama yang dikerucutkan lima. Jadi mungkin saja ada tokoh nasional yang tidak ikut berkontestasi, namun terus bekerja secara silent penuh dedikasi bagi bangsa dan negara. Sosok ini bisa saja selama ini tidak dilirik, namun memiliki rekam jejak membangun Indonesia secara progresif," ucap Hasto.

Namun untuk Pilpres 2024 ini, Hasto belum secara gamblang memberikan kepastian nama Cawapresnya Ganjar. Sebab, hal tersebut merupakan kewenangan Megawati yang terus menangkap apa yang disuarakan rakyat dan juga para ketua umum Parpol pendukung Ganjar.

Hasto pun meminta semua pihak untuk menunggu pada saat waktunya akan diumumkan.

"Apakah 2024 ini akan terjadi hal yang sama (seperti 2019) kita tunggu tanggal mainnya, hehe," pungkasnya.

Golkar Arahkan Ridwan Kamil Cagub DKI atau Jabar

Nama Ridwan Kamil belakangan juga keras diisukan bakal menjadi Cawapres untuk Ganjar Pranowo. Bahkan, Ridwan Kamil sudah melapor ke Dewan Pakar Golkar kemungkinan dirinya dipinang menjadi Cawapresnya Ganjar.

Waketum Golkar, Ahmad Doli Kurnia pun menanggapi wacana mantan Gubernur Jawa Barat itu menjadi Cawapres untuk Ganjar.

Ia mengatakan, Golkar telah merencanakan agar Ridwan Kamil diusung kembali untuk menjadi gubernur Jabar.

"Kami di Partai Golkar itu kan sebenarnya sudah punya perencanaan-perencanaan itu ya, dibicarakan sudah sejak lama dan matang. Nah, kalau soal Pilpres kami sampai saat ini tidak ada perubahan, belum ada perubahan," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/9/2023) dikutip dari YouTube Kompas.com.

Doli mengatakan, mengacu dari Munas Golkar, Rapimnas, hingga Rakernas, keputusan Capres dan Cawapres ke Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. Sehingga, sambungnya, Ridwan Kamil hanya direncanakan untuk dimajukan sebagai gubernur Jabar atau pun Pilgub DKI Jakarta.

"Soal Ridwan Kamil sendiri kami juga sudah punya planning buat RK, kita waktu itu sudah memutuskan untuk mendorong RK menjadi calon gubernur, nanti tinggal pilih dua, antara di Jawa Barat lagi atau di DKI Jakarta," ujarnya.

Doli mengatakan hingga saat ini, keputusan terhadap Ridwan Kamil dari Partai Golkar belum berubah. "Jadi keputusan itu sampai sekarang belum pernah kita tinjau ulang. Nah, jadi posisinya kayak gitu Golkar," jelasnya.

Kendati demikian, Doli mengungkapkan jika ada keputusan berubah dari Airlangga, maka hal tersebut turut berpengaruh terhadap posisi Ridwan Kamil terkait kontestasi di Pemilu.

"Kalau dalam konteks Golkar nggak pernah, kalau dalam konteks Golkar, kami sudah punya perencanaan yang cukup lama dibahas, mulai dari target Pilpres, target Pileg, target Pilkada gitu. Nah, RK itu sampai saat ini masuk dalam perencanaan di Pilkada," ujar Doli.

"Itu tergantung Pak Airlangga (kemungkinan keputusan diubah), maka kami sudah serahkan kepada Pak Airlangga untuk nanti keputusan akhirnya di Pak Airlangga yagn sudah kita kasih mandat," pungkasnya.

PPP Klaim Hanya Sandiaga yang Dibahas

PPP mengklaim hanya ada nama Sandiaga Uno sebagai kandidat bakal Cawapres untuk Ganjar Pranowo yang muncul dalam pertemuan para ketua umum (Ketum) pada pekan lalu.

Pertemuan ketua umum partai politik (Parpol) pendukung Ganjar Pranowo digelar di markas PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (4/9/2023) lalu.

Kabar itu disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy atau Rommy, menyikapi perkembangan politik terkait penentuan bakal Cawapres untuk Ganjar. Rommy menjelaskan, hanya PPP melalui Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, yang mengajukan nama bakal Cawapres yakni Sandiaga Uno.

"Perlu kami tegaskan, hanya nama Pak Sandi yang muncul di pertemuan para Ketum pekan lalu. Karena hanya PPP melalui Pak Mar yang mengajukan nama Cawapres, yaitu Pak Sandi sesuai hasil Rapimnas PPP 17-18 Juni lalu. Sedangkan para Ketum lainnya tidak mengajukan nama Cawapres siapapun," ujarnya kepada wartawan, Senin (11/9/2023).

Menurut Rommy, dalam pembahasan itu disepakati ada pertemuan reguler hingga pada saat yang tepat akan dibahas dan diputuskan bersama oleh para Ketum terkait bakal Cawapres untuk Ganjar.

"Tentu ini dilakukan dengan mencermati kondisi politik mutakhir. Termasuk para Ketum tetap membuka kemungkinan bergabungnya partai-partai lain yang belum memutuskan atau barangkali berubah pikiran," jelasnya.

Rommy menegaskan, saat ini tidak dalam posisi mempertimbangkan adanya poros atau koalisi baru. "Karena dukungan PPP kepada Mas Ganjar didasarkan atas kelanjutan koalisi Ganjar-Taj Yasin Maimoen Zubair di Jawa Tengah," imbuh dia. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved