RS Siloam Mataram Berikan Tips Bantuan Hidup Dasar bagi Agen Perisai BPJSTK NTB

Misalnya memberi pertolongan kepada seseorang yang mengalami henti jantung akibat kecelakaan maupun saat terjadi bencana alam.

|
Penulis: Sinto | Editor: Dion DB Putra
FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN MITRA
Pelatihan hidup dasar untuk Agen Perisai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Rumah Sakit Siloam Mataram pada hari Sabtu (2/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pada  saat situasi darurat, kepedulian dan kemampuan seseorang diperlukan guna membantu sesamanya.

Misalnya memberi pertolongan kepada seseorang yang mengalami henti jantung akibat kecelakaan maupun saat terjadi bencana alam.

Baca juga: Penjelasan Dokter RSUD Provinsi NTB Soal Penyebab Penyakit AV Block pada Jantung

Pada konteks tersebut, kemampuan memberi pertolongan dalam rangkaian Bantuan Hidup Dasar (BHD) perlu dikuasai seseorang termasuk Agen Perisai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) Nusa Tenggara Barat (NTB).

Mereka mengikuti pelatihan hidup dasar di Rumah Sakit Siloam Mataram pada Sabtu (2/9/2023).

Kepala IGD RS Siloam Mataram, Dokter Nita Julita Cindaya menjelaskan, BHD merupakan serangkaian usaha untuk mengembalikan fungsi atau sirkulasi pernapasan pada korban yang mengalami henti jantung akibat gangguan pernapasan atau adanya sumbatan di jalur pernapasan.

"Kami melakukan pelatihan dari materi bantuan hidup dasar agar sewaktu waktu para peserta dapat memberikan pertolongan sesuai alur yang kami sampaikan", tuturnya.

Dikatakan Nita, prinsip dasar memberikan pertolongan dilakukan dalam tiga hal utama.

Mulai dari fokus pada penanganan nadi, denyut jantung, tekanan darah (sirkulasi).

Hal kedua adalah memastikan jalan napas si korban tanpa hambatan (airway) dan hal ketiga atau terakhir adalah mengatasi masalah pernapasan atau pola nafas pasien (breathing).

Nita menjelaskan, pada BHD, langkah pertama yang harus dilakukan adalah terlebih dahulu memastikan lingkungan aman bagi si korban dan yang memberikan pertolongan.

"Kemudian memastikan korban memberi respons atau tidak merespons. Jika gawat darurat segera panggil ambulans atau meminta bantuan ke orang yang lebih tanggap atau yang memiliki fasilitas membawa korban ke rumah sakit terdekat," beber dokter Nita.

Menurut Nita Julita, hal yang dilakukan adalah memastikan ada tidaknya denyut nadi pada si korban dengan mengecek nadi karotis (nadi di bagian leher) sambil melihat apakah ada atau tidak ada pergerakan dada dan sumbatan di jalan napas dari si penderita.

Peserta pelatihan hidup dasar untuk Agen Perisai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan  Nusa Tenggara Barat (NTB) di Rumah Sakit Siloam Mataram pada hari  Sabtu (2/9/2023).
Peserta pelatihan hidup dasar untuk Agen Perisai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat (NTB) di Rumah Sakit Siloam Mataram pada hari Sabtu (2/9/2023). (FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN MITRA)

Jika dimungkinkan dan menguasai, berikan kompresi dada. Adapun pada korban berusia muda, kompresi di area dada korban dapat dilakukan dengan memberikan kompresi/tekanan dengan dua jari atau satu tangan saja.

Kompresi dada dilakukan yaitu, meletakkan pangkal telapak tangan pada 1/3 bagian bawah tulang dada korban dan satu tangan yang lain ada diatas tangan pertama kemudian jari penolong saling mengunci lalu tekan dada dengan:

  • Kecepatan 100 - 120x /menit
  • Kedalaman 5 cm (2 inchi)
  • Seimbang antara menekan dan melepas

"Bila memungkinkan gantian dengan penolong lain setiap dua menit," tutur dokter Nita Julita.

Adapun pada materi bantuan pernapasan, disarankan menggunakan bag mask/ alat bantu napas dan tidak ada celah antara masker bag mask dengan wajah pasien.

"Setiap bantuan napas, berjarak lima hingga enam detik," kata Nita mengingatkan.

Akhmad Habsari, Kepala Marketing RS Siloam Mataram mengungkapkan, pelatihan BHD kepada agen Perisai BPJS Ketenagakerjaan NTB untuk kepesertaan bukan penerima upah (BPU).

Rumah Sakit Siloam Mataram berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat.

Selain memastikan lingkungan aman bagi korban dan pemberi pertolongan, langkah selanjutnya dalam materi BHD adalah segera memberi pertolongan.

Khususnya bagi penolong yang menguasai sistem pertolongan pada Bantuan Hidup Dasar.

Pada kesempatan terpisah, Darmawati Arifin, Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan NTB memberikan apresiasi atas pelatihan Bantuan Hidup Dasar yang diselenggarakan Siloam Hospitals Mataram.

Apresiasi diberikan sebagai bentuk dukungan dan kepedulian terhadap masyarakat dan mengingatkan agar kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan agar berdampak luas kepada masyarakat sebagai ilmu dan manfaat .

Dalam pelatihan, peserta akan mendapatkan panduan praktis guna penanganan pertama pada kondisi gawat darurat.

Pengetahuan ini bukan hanya akan memberikan manfaat bagi diri peserta sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved