Warga Sumbawa Senang Layanan Kesehatan Makin Bagus, Sambut Baik Kenaikan Tipe RSMA

Ringkasan Berita:

• RSUD Manambai Tipe B Disambut Gembira Warga Sumbawa, Layanan Medis Dipuji Lengkap!
• Namun, warga jauh justru mengeluh: Biaya transportasi bolak-balik ke rumah sakit capai Rp 800 ribu.
• Gubernur NTB Lalu Iqbal targetkan pembangunan rampung akhir 2025, janji layanan setara Lombok.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Perbaikan pelayanan kesehatan Rumah Sakit HL Manambai Abdulkadir disambut baik warga Pulau Sumbawa.

Dengan menjadi rumah sakit tipe B, RS HL Manambai Abdulkadir atau biasa disebut RSMA Sumbawa, warga tidak harus rujuk ke Pulau Lombok. 

Seperti diungkapkan Bandi, warga Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa. Ia mengakui fasilitas kesehatan di RSMA Sumbawa kini cukup lengkap.

"Kalau mau ke tipe B ya sangat bagus agar pelayanannya semakin baik. Ini saja saya lihat lagi membangun juga, menambah fasilitas ruangan," ujarnya, saat ditemui TribunLombok.com, Kamis (30/10/2025).

Pelayanan medis di RSMA juga menurutnya sangat bagus. Bandi mengaku tidak pernah menemukan kondisi dimana dokter tiba-tiba libur atau kosong di pelayanan poli.

"Dokternya tetap ada di sini, karena setiap saya membawa bapak saya ngontrol ke sini pasti ada dokternya," pungkasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan, Ratna (43) warga Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa. 

Ratna mengaku pelayanan di RSMA sangat baik. Fasilitas kesehatannya juga memadai untuk melayani pasien seperti ibunya sendiri.

"Kalau soal pelayanan sangat bagus di sini, semuanya sudah ada, berobat pun gratis. Tapi jauhnya (jarak rumah sakit dan rumah), serta biaya hidup kita yang menjaga mahal di sini," keluhnya.

Biaya Transportasi Masih Mahal

lihat foto

Jarak Kecamatan Buer ke RS HL Manambai Abdulkadir sekitar 64 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 1 jam melalui Jalan Lintas Sumbawa Tano.

Bagi Ratna biaya transportasi menuju rumah sakit sangat mahal.

Ratna yang membawa ibunya untuk kontrol kadang harus bolak balik dalam seminggu. Hal itu membuat ongkos mahal. 

Akhirnya ia memilih untuk mencari penginapan di sekitar rumah sakit.   

"Saya masih nunggu jemputan, jadi ibu tidur di kursi ruang tunggu, dan saya akan membawa ibu untuk nginap di rumah teman atau penginapan yang murah di sini, dari pada balik lagi ke Buer," katanya saat ditemui sambil menyuapi ibunya, Kamis (30/10/2025).