Siswa MTs di Blitar Aniaya Teman Sampai Meninggal Dunia Gara-gara Merasa Ditantang
Pemukulan dilakukan pelaku berulang kali dan mengenai perut, leher hingga rahang korban
TRIBUNLOMBOK.COM - Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur inisial MA (15) menganiaya teman sekolahnya.
Akibatnya, korban berinisial AJH tewas dengan identifikasi awal putus jaringan syaraf utama karena pukulan di area leher belakang.
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Punjung Setyo, menjelaskan jasad korban telah diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Proses autopsi dilakukan oleh tim kedokteran forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Setelah proses autopsi selesai, jasad korban diserahkan ke pihak keluarga dan telah dimakamkan pada Sabtu (25/8/2023).
Baca juga: Kronologi Kasus Viral Penculikan dan Penganiayaan Warga Aceh Hingga Tewas oleh Oknum Paspampres
"Kami sudah melakukan autopsi jasad korban kemarin. Kami masih menunggu hasil resminya," bebernya, dikutip dari TribunJatim.com.
Penanggung Jawab IGD RSU Al-Ittihad Srengat, dr Denny Krisna, mengatakan korban sudah dalam keadaan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter IGD, korban meninggal karena mengalami cedera pada tulang belakang yang memungkinkan menyebabkan saraf putus dan meninggal dunia.
"Kalau secara signifikan kami tidak menemukan luka luar (pada tubuh korban). Dari kecurigaan kami karena tulang belakangnya tadi," pungkas Denny.
Untuk mengungkap penyebab kematian korban, pihak rumah sakit berkoordinasi dengan kepolisian.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar Kota, AKP Galih Putera Samudra, mengatakan pelaku yang masih di bawah umur masih diperiksa oleh Unit PPA Polres Blitar Kota.
Pemeriksaan psikologis terhadap pelaku MA juga akan dilakukan.
“Terhadap anak pelaku saat ini telah dilakukan penahanan dan telah didampingi oleh penasihat hukum yang ditunjuk.”
“Selanjutnya akan dijadwalkan pemeriksaan kondisi psikologis anak (pelaku),” tuturnya, Minggu (27/8/2023), dikutip dari Kompas.com.
Pengakuan Saksi Mata
Salah satu teman korban yang menjadi saksi kasus penganiayaan, menjelaskan AJH yang berada di kelas tiba-tiba dipanggil oleh pelaku.
"Waktu itu, korban duduk di samping saya, sedang mengerjakan tugas di kelas. Lalu pelaku datang dan memanggil korban," ujarnya.
Pelaku sempat membentak korban dan memberikan pertanyaan dengan penuh emosi.
"Pelaku tanya ke korban 'nyapo kok ita-itu karo aku' (kenapa kok menantang aku) terus (pelaku) langsung memukul korban," lanjutnya.
Pemukulan dilakukan pelaku berulang kali dan mengenai perut, leher hingga rahang korban.
Korban tidak melakukan perlawanan ketika dianiaya.
"Korban sempat menjauh dari pelaku sambil bertanya 'salahku opo kok mbok antemi' (salah saya apa kok kamu pukuli)."
"Tapi pelaku menjawab 'gak usah kakean omong' (tidak usah banyak bicara) dan memukul korban lagi," tuturnya.
Korban kemudian jatuh dan tak sadarkan diri usai dipukuli oleh pelaku dengan tangan kosong.
MA kini telah diamankan dan diperiksa Unit PPA Polres Blitar Kota lantaran masih di bawah umur.
Motif Pemukulan
Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Baharuddin, menjelaskan kasus penganiayaan yang terjadi di dalam sekolah berlangsung singkat dan korban langsung terjatuh tak sadarkan diri.
Pelaku melakukan tiga kali pukulan yang mengenai leher bagian belakang korban.
Korban meninggal ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Berdasarkan keterangan dari sejumlah siswa, pelaku MA mempelajari cara memukul di YouTube.
“Saat dimintai keterangan kepada para saksi, semua murid di kelas pelaku dan korban menjelaskan bahwa pelaku bisa memukul ke bagian tubuh vital mematikan karena melihat video di YouTube,” ungkap Baharuddin, Sabtu (26/8/2023), dikutip dari Kompas.com.
Baharuddin menambahkan motif kasus penganiayaan karena pelaku tersinggung dengan perkataan korban ketika jam istirahat sehari sebelum kejadian.
"Pelaku di jam istirahat masuk di ruangan kelas korban, kemudian ditegur oleh korban."
"Itu rupanya yang menjadikan pelaku tersinggung, sehingga di esok harinya pelaku melakukan tindakan kekerasan seperti itu kepada korban," tuturnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Kasus penganiayaan terjadi sekitar pukul 10.00 WIB atau saat jam perganitan pelajaran.
Tidak ada guru di kelas membuat pelaku leluasa melakukan penganiayaan.
"Peristiwa itu terjadi saat pergantian jam mengajar, dari jam ke-5 ke jam ke-6. Guru jam mengajar sebelumnya keluar, kemudian guru penggantinya belum masuk. Saat pergantian itu, terjadi peristiwa," tandasnya.
(Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Aniaya Teman Sekolah hingga Tewas, Siswa MTs di Blitar Ditahan, Diduga Belajar Memukul dari YouTube
Dua Pria di Mataram Keroyok Pemuda: Diduga Dipicu Cinta Segitiga, Pelaku Sudah Ditangkap |
![]() |
---|
Dua Siswa SMK di Mataram Aniaya Teman Sekolahnya Gegara Kesal |
![]() |
---|
Kematian Prada Lucky Seret 20 Prajurit TNI, Simak Deretan Faktanya, Motif Hingga Nasib Tersangka |
![]() |
---|
4 Sikap Keluarga Brigadir Nurhadi, Minta Polisi Pakai Pasal Pembunuhan Bukan Pidana Penganiayaan |
![]() |
---|
Istri Brigadir Nurhadi Harap Pelaku Penganiayaan Suaminya Dihukum Berat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.