Semarak Peringatan HUT RI

Emak-Emak Ngulat Menyemarakkan Peringatan HUT ke-78 RI di Desa Pajangan Lombok Tengah

Mereka suguhkan hal-hal unik dan menarik seperti dilakukan masyarakat di Desa Pajangan, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah.

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Kaum ibu di Desa Pajangan, Lombok Tengah ikut karnaval sambil menyulam atau ngulat dalam bahasa setempat, Rabu (16/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Beragam cara masyarakat di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyemarakkan suasana peringatan HUT ke-78 RI tahun 2023 ini.

Mereka suguhkan hal-hal unik dan menarik seperti dilakukan masyarakat di Desa Pajangan, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah.

Emak-emak ikut serta dalam karnaval sambil melakukan ngulat.

Ngulat merupakan sebutan masyarakat Sasak bagi mereka yang membuat anyaman dari bahan dasar rotan.

Puluhan peserta karnaval dari Dusun Pajangan berjalan sekira 5 kilometer dari Kantor Desa Pajangan, Lombok Tengah menuju ke ke garis akhir di SMPN 6 Kopang.

Ibu-ibu tampak bersemangat. Sembari berjalan mereka membuat anyaman atau ngulat.

Ketua Karang Taruna Desa Pajangan, Adriyadi mengatakan, peringatan HUT ke-78 RI jadi momen untuk memamerkan potensi yang ada di desa.

Kaum ibu di Desa Pajangan, Lombok Tengah ikut karnaval sambil menyulam atau  ngulat dalam bahasa setempat, Rabu (16/8/2023)
Kaum ibu di Desa Pajangan, Lombok Tengah ikut karnaval sambil menyulam atau ngulat dalam bahasa setempat, Rabu (16/8/2023) (TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA)

Dia menyebut kelompok ibu yang ngulat sebagai bagian dari promosi mengingat mayoritas masyarakat di Desa Pajangan adalah perajin anyaman berbahan dasar rotan tersebut.

"Banyak Ibu Rumah Tangga di Desa Pajangan menghabiskan hari dengan melakukan kegiatan ngulat itu," katanya.

Di tempat yang sama, Sekertris Desa (Sekdes) Desa Pajangan, Habit Adianto mengatakan, memang saat ini dalam penyusunan profile desa kita masukkan potensi masyarakat yang mayoritas merupakan pengerajin anyaman rotan tersebut.

"Salah satu potensi itu banyaknya masyarakat yang menjadi perajin anyaman rotan," sebutnya.

Dikatakannya, dari 3,5 ribu penduduk desa itu hampir separuhnya merupakan kaum ibu.

"Dari 1,5 ribu tersebut, 60 persen berkegiatan membuat kerajinan rotan itu," katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, membuat kerajinan rotan merupakan kegiatan sampingan kaum ibu pada waktu senggang. Hal itu bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved