Cuaca Ekstrem

Badan Pangan Nasional Jamin Stok Cukup Dalam Menghadapi Dampak El Nino

Badan Pangan telah menugaskan Bulog untuk mempercepat penyerapan 2,4 juta ton beras untuk kebutuhan masyarakat tahun ini.

|
Editor: Dion DB Putra
Dok. Bulog Sumbawa
Ilustrasi. Badan Pangan Nasional memastikan stok pangan dalam negeri cukup untuk menghadapi dampak dari cuaca ekstrem kemarau panjang atau El Nino. 

Harga tersebut kata Isy masih stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), rata-rata harga kedelai internasional per Juli 2023 sebesar US$ 14,9/bushels. Harga tersebut mengalami peningkatan dari rata-rata bulan lalu sebesar US$14,1/bushels.

"Dan diperkirakan harga future kedelai pada periode Agustus-November 2023 masih berkisar US$14-15/bushels. Merujuk pada data USDA per Juli 2023, perkiraan produksi kedelai dunia tahun ini sebesar 116,9 juta ton, mengalami kenaikan dari produksi tahun lalu sebesar 116 juta ton," kata Isy.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, puncak El Nino diprediksi jatuh pada Agustus dan September 2023.

"Diprediksi puncaknya akan terjadi pada Agustus-September dan El Nino ini intensitasnya lemah hingga moderat," kata Dwikorita seusai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Dwikorita menuturkan, fenomena ini bakal berdampak pada ketersediaan air yang akan berpengaruh ke ketahanan pangan.

Wilayah Terdampak

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan 63 persen wilayah di Indonesia telah terdampak cuaca ektrem kemarau panjang atau El Nino.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab menjelaskan, posisi geografis Indonesia cukup unik dengan diapit oleh dua samudera. Sehingga saat musim El Nino tiba ada wilayah yang akan terdampak kekeringan ekstrem dan satu wilayah lainya justru akan banjir.

Kemudian dalam kaitanya terkait iklim, BMKG sendiri telah membuat zona musim. Mereka mengkategorikan zona musim ini ada 669 zona. "Dimana sudah ada 63 persen dari 669 zona ini sudah masuk musim kemarau. Artinya sebanyak 63 persen kita sudah terdampak langsung El Nino," jelas Fachri dalam diskusi daring bertajuk Waspadai Dampak El Nino, Senin (31/7/2023).

Dia menjelaskan, Indonesia mengalami El Nino terakhir pada 2019. Namun BMKG memprediksi El Nino yang akan terjadi tahun ini diperkirakan akan lebih kering dibandingkan 3 tahun lalu.

Adapun daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ektrem di antaranya adalah sebagian besar Pulau Sumatra dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. (*)

Sumber: Kontan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved